Kamis 09 Mar 2023 16:19 WIB

Transformasi Digital UMKM dan Pedagang, Infrastruktur Belum Optimal Jadi Tantangan

Ketersediaan sinyal internet salah satu contoh kesulitan yang sering dialami.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan Edukasi Digitalisasi Pasar, Warung, dan UMKM Jawa Timur di Kota Malang, Kamis (9/3/2023).
Foto: Wilda Fizriyani
Kegiatan Edukasi Digitalisasi Pasar, Warung, dan UMKM Jawa Timur di Kota Malang, Kamis (9/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Infrastruktur yang belum optimal menjadi salah satu tantangan untuk melakukan transformasi digital di kalangan UMKM dan pedagang. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga saat diwawancarai Republika di Kota Malang, Kamis (9/3/2023).

Jerry tidak menampik pengembangan digital harus didukung oleh infrastruktur yang mumpuni. "Kalau di Jawa bagus. Kalau ke daerah (terpencil) secara infrastruktur belum optimal," kata Jerry.

Jerry mencontohkan kondisi infrastruktur di kampung daerahnya di Sulawesi Utara (Sulut). Wilayah Manado memang termasuk yang bagus secara infrastruktur, tetapi tidak demikian untuk area kepulauan. Akses yang harus melewati lautan membuat pengembangan infrastruktur menjadi hal yang sulit.

Masalah ketersediaan sinyal ponsel atau internet menjadi salah satu contoh kesulitan yang sering dialami masyarakat di kepulauan. Oleh karena itu, perlu disediakan infrastruktur yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Jika ini terlaksana dengan baik, maka nantinya dapat menjadi support system untuk pengembangan digitalisasi bagi UMKM dan pedagang. Sementara itu, CEO & Co-Founder Dagangan, Ryan Manafe mengungkapkan, pihaknya berusaha mendukung program Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI dalam upaya pengembangan digitalisasi pasar, warung, dan UMKM.

Hal ini dilakukan karena pihaknya melihat adanya tantangan yang dihadapi para pedagang pasar, toko sembako, dan pemilik warung dalam mendapatkan akses dan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau. Untuk itu, Dagangan berusaha meningkatkan transformasi digital dengan mempercepat digitalisasi pedagang pasar, warung, dan UMKM di Jawa Timur (Jatim).

 

Menurut dia, sinergi yang dilakukan bersama Kemendag RI dan Bank BTPN Syariah ditujukan sebagai upaya untuk membangun ekonomi digital usaha mikro di perdesaan. Ryan juga menjelaskan, sinergi ini memiliki dua fokus program.

Program pertama, yakni Digitalisasi Pasar untuk UMKM Toko Sembako dan Warung. Pada program ini, Dagangan mendukung dalam aspek pemasok kebutuhan sehari-hari dari sisi harga dan ketersediaan barang kebutuhan sehari-hari.

Lembaganya juga bersinergi bersama BTPN Syariah untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat inklusi guna meningkatkan kesejahteraan hidup. Program selanjutnya, yaitu UMKM Go Digital untuk produk UMKM lokal khas desa.

Pada program ini, Dagangan berupaya memberdayakan produk UMKM di wilayah Jatim dalam membuka akses pasar lebih luas. Lalu memberikan keuntungan hingga dua kali lipat melalui ekosistem digital Dagangan.

 

Sejak tiga tahun beroperasi, Dagangan mengklaim telah melayani pedesaan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jatim. Hingga saat ini Dagangan telah memiliki enam jaringan gudang di wilayah Jawa Timur.

Antara lain berlokasi di Madiun, Kediri, Ponorogo, Nganjuk, Tulungagung dan Blitar. Kemudian juga akan memperluas daerah jangkauan di Jatim dengan membuka jaringan gudang mikro di wilayah perdesaan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement