Sabtu 04 Mar 2023 15:42 WIB

Pemerintah Bakal Izinkan Impor Kereta Bekas?

Penambahan kapasitas angkut KA untuk mengatasi peningkatan penumpang KRL.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Penumpang menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (19/12/2022) (ilustrasi). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter saat ini masih menunggu izin untuk pengadaan impor rangkaian kereta bekas untuk kebutuhan kapasitas angkut.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (19/12/2022) (ilustrasi). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter saat ini masih menunggu izin untuk pengadaan impor rangkaian kereta bekas untuk kebutuhan kapasitas angkut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter saat ini masih menunggu izin untuk pengadaan impor rangkaian kereta bekas untuk kebutuhan kapasitas angkut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pembahasan mengenai hal tersebut masih akan dilanjutkan pada Senin (6/3/2023).

Luhut mengakui saat ini memang dibutuhkan penambahan kapasitas angkut untuk mengatasi peningkatan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL). "Tapi kalau ini nanti masalah waktu enggak bisa, kita mau kirim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit dulu barangnya," kata Luhut di Gedung Kemenkomarves, Jumat (3/3/2023) malam.

Baca Juga

Luhut memastikan, nantinya rangkaian kereta yang akan dibeli tidak melalui tangan ketiga. Dengan begitu, Luhut menilai harga rangkaian kereta bekas tersebut tidak terlalu tinggi.

"Supaya harga yang benar, jangan sampai nanti ada penyimpangan-penyimpangan harga," ucap Luhut.

Luhut belum memastikan impor kereta bekas tersebut akan dilakukan tahun ini. Hanya saja, Luhut mengakui kebutuhan penambahan kapasitas KRL harus dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan juga memberikan rekomendasi untuk pengadaan kereta bekas untuk operasional KRL. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, rekomendasi tersebut harus dengan memastikan kelayakan komponen-komponen sarana yang berhubungan langsung dengan keselamatan.

"Jika nanti sudah diputuskan akan dilakukan pengadaan sarana bukan baru, kami berharap KCI pun dapat memperhatikan komponen seperti bogie, roda, kelistrikan, dan pengereman agar dapat diperbaiki atau diganti dengan komponen baru," kata Adita menjelaskan.

Adita mengingatkan agar pengujian pertama dan penerbitan sertifikat kelayakan operasional harus melalui prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Ditjen Perkeretaapian Kemenhub. Adita juga menghimbau sarana bukan baru yang didatangkan dari Jepang nantinya dapat direvitalisasi menggunakan komponen-komponen produksi dalam negeri untuk tetap mendukung industri lokal.

KAI Commuter saat ini merencanakan pengadaan kereta bekas untuk menggantikan rangkaian kereta yang akan dipensiunkan. Pengajuan impor sebanyak 29 kereta tengah dilakukan untuk kebutuhan tahun ini dan 2024.

"Jumlah kereta yang akan dikonservasi sebanyak 10 pada 2023 dan 19 pada 2024," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Republika, Sabtu (4/3/2023).

Selain kebutuhan kereta bekas, KAI Commuter juga melakukan pengadaan kereta baru melalui PT Inka. Anne mengatakan hal tersebut sesuai dengan program jangka panjang perusahaan karena diprediksi volume pengguna yang semakin meningkat setiap tahunnya.

"Sebanyak 16 trainset sudah dipesan dengan nilai kurang lebih Rp 4 triliun (dengan PT Inka), bahkan kesepakatan awal MoU sejak 2022 sudah ditandatangani. Kereta ini akan dapat dioperasikan pada 2025-2026," kata Anne.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement