REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan inflasi tahunan pada akhir 2023 mencapai 3,60 persen atau berada pada kisaran target Bank Indonesia sebesar 2 sampai 4 persen. Angka inflasi diperkirakan baru akan mulai melandai pada paruh kedua 2023.
"Kami terus melihat inflasi tahunan akan tetap berada di atas kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 2 sampai 4 persen setidaknya hingga paruh pertama tahun 2023, berkisar sekitar 4 sampai 6 persen," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).
Menurutnya, inflasi yang masih tinggi pada paruh pertama 2023 disebabkan oleh harga-harga komoditas yang masih rendah pada semester pertama 2022. Inflasi juga dapat ditekan karena dampak putaran kedua dari penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu terhadap harga barang dan jasa lain telah berkurang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Harga energi dan pangan global yang berada dalam tren penurunan turut mendukung tren penurunan inflasi.
"Dengan demikian, kami tetap berpandangan bahwa inflasi tahunan akan terus menurun ke depan, kecuali periode Maret sampai April 2023 karena faktor musiman Ramadhan dan perayaan Idul Fitri," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi secara tahunan pada Februari 2023 mencapai 5,47 persen. Inflasi inti tercatat sebesar 3,09 persen secara tahunan atau lebih rendah dari 3,27 persen pada Januari 2023.
"Kami terus mengamati faktor-faktor yang secara fundamental dapat mempengaruhi inflasi inti, dan melihat bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa permintaan sudah berada dalam tren menurun. Secara bulanan, inflasi inti masih naik sebesar 0,08 persen," katanya.