Sabtu 25 Feb 2023 23:31 WIB

Alpukat Asyifa Sabang Terdaftar Jadi Varietas Lokal Unggulan Kementan

Alpukat Asyifa tengah disiapkan untuk diajukan menjadi varietas unggulan nasional.

Petani memanen buah alpukat (ilustrasi). Alpukat Asyifa resmi menjadi komoditi unggulan baru di Kota Sabang, Provinsi Aceh yang terdaftar menjadi varietas tanaman lokal di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Petani memanen buah alpukat (ilustrasi). Alpukat Asyifa resmi menjadi komoditi unggulan baru di Kota Sabang, Provinsi Aceh yang terdaftar menjadi varietas tanaman lokal di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Alpukat Asyifa resmi menjadi komoditi unggulan baru di Kota Sabang, Provinsi Aceh yang terdaftar menjadi varietas tanaman lokal di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang melalui Analis Pasar Hasil Pertanian Widya, Sabtu (25/2/2023), mengatakan, pihaknya segera menyusun proposal Alpukat Syifa varietas Sabang. Proposal tersebut untuk diajukan kepada Tim Penilaian Pelepasan Varietas Hortikultura (TP2VH) Dirjen Hortikultura Kementan agar ditetapkan melalui pelepasan dari varietas lokal menjadi varietas unggul nasional.

Baca Juga

Tahap awal segera disiapkan proposal untuk alpukat ini, yang dilanjutkan dengan pelepasan. Nantinya, Pemkot Sabang membentuk kelompok penangkar dan memperbanyak bibitnya dengan sambung pucuk.

"Kami akan selalu mengawasi langsung ke lapangan melalui petugas pengawas benih," kata Widya di Kota Sabang.

Dia menjelaskan, alpukat jenis Miki milik Halimah, warga Sabang ini memiliki rasa khas yang berbeda dari alpukat umumnya di Sabang. Kandungan buahnya kuning mentega, tidak berserat, dengan cita rasa yang gurih dan manis jika langsung makan tanpa diolah.

"Kita ambil sampel dari pohon induk tunggal milik petani kita ibu Halimah yang berusia 30 tahun, kurang lebih ada 25-30 batang yang tumbuh di perkarangannya. Ini diperbanyak dari biji bekas konsumsi, yang ditanam lagi, dan alpukat di Sabang sendiri kebanyakan juga sumbernya dari ibu Halimah ini," ujar Widya.

Kata dia, selama ini pemasaran alpukat Asyifa hanya di seputar Kota Sabang. Halimah biasanya menjual alpukat tersebut di depan rumah, dan juga melayani pemesanan khusus ketika panen.

Harga alpukat tersebut antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, tergantung ukuran buah. Biasanya satu buah alpukat tersebut bisa memiliki bobot mencapai delapan ons.

Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 600 batang alpukat yang ditanam di area pekarangan rumah warga, tersebar di beberapa gampong di tiga kecamatan Sabang, yakni di Gampong Balohan, Cot bau, Ie Meulee, Aneuk Laot, Paya Seunara dan Bateeshook.

"Mudah-mudahan alpukat Asyifa Sabang berhasil melewati proses pelepasan yang kemudian akan kita perbanyak pembibitan, sehingga dapat membawa dampak positif, meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya bagi petani tanaman alpukat di Sabang," ujarnya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement