Jumat 17 Feb 2023 13:45 WIB

Lepas 25 Persen Saham ke Publik, Emiten Ini Targetkan Raup Rp 9,78 Triliun

Pertamina Geothermal Energy lepas 10,35 miliar saham biasa dengan harga Rp 820-Rp 945

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yuniarto memaparkan aksi korporasi pada acara publlic expose di Jakarta, Rabu (1/2/2023). Anak perusahaan Pertamina ini  menawarkan saham per lembarnya Rp 820 hingga Rp 945.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yuniarto memaparkan aksi korporasi pada acara publlic expose di Jakarta, Rabu (1/2/2023). Anak perusahaan Pertamina ini menawarkan saham per lembarnya Rp 820 hingga Rp 945.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PGEO pun akan segera melaksanakan penawaran umum perdana saham yang dijadwalkan berlangsung pada 20-22 Februari dan kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai bursa pada 24 Februari 2023.

Baca Juga

PGEO membidik dana maksimal Rp 9,78 triliun dari pelepasan sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau maksimal 10,35 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 820—Rp 945.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Nelwin Aldriansyah optimistis terhadap minat investor untuk ikut serta dalam IPO emiten berkode saham PGEO tersebut seiring dengan roadshow yang telah dilakukan perseroan.

“Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, diantaranya pelepasan saham perdana atau IPO ini untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang,” ujarnya, dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Jumat (17/2/2023).

Sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) telah menyatakan ketertarikannya dengan membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham Pertamina Geothermal Energy.

Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.

Melalui perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun, anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu bakal mengalokasikan sebagian dana IPO untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).

Nelwin menjelaskan pada 2023, PGEO itu menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar 250 juta dolar AS, dari belanja modal yang hanya sebesar 60 juta dolar AS pada 2022. Selanjutnya, pada 2024, PGEO menyiapkan investasi baru senilai total 350 juta dolar AS. Jika ditotal, PGEO meyiapkan investasi senilai 1,6 miliar dolar AS sepanjang 2023-2027.

“Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tambah Nelwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement