Rabu 15 Feb 2023 13:20 WIB

Turun Lagi, Ekspor Indonesia Januari 22,31 Miliar Dolar AS

Dalam tiga tahun terakhir, ekspor Januari memiliki pola yang sama.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer di PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/10/2022).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer di PT Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2023 kembali turun. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 mencapai 22,31 miliar dolar AS.

"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekspor Januari memiliki pola yang sama dibandingkan Desember yaitu mengalami penurunan secara bulanan," kata Habibullah dalam konferensi pers di Gedung BPS, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, nilai ekspor Januari 2023 tersebut turun 6,36 persen dibandingkan Desember 2022. Semencara secara tahunan, BPS mencatat ekspor Indonesia pada Januari 2023 mengalami peningkatan hingga 16,37 persen.

Habibullah menuturkan, penurunan ekspor Januari 2023 dibanding Desember 2022 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 6,84 persen. Penurunan ekspor nonmigas dari 22.355,1 juta dolar AS menjadi 20.826,1 juta dolar AS.

Sementara itu, BPS mencatat ekspor migas mengalami kenaikan 0,98 persen pada Januari 2023. "Kenaikan ekspor migas ini nilainya dari 1.472,8 juta dolar AS menjadi 1.487,2 dolar AS," jelas Habibullah.

Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor hasil minyak 71,14 persen menjadi 545,5 juta dolar AS. Sedangkan ekspor minyak mentah turun 48,45 persen menjadi 77,0 juta dolar AS dan ekspor gas turun 13,94 persen menjadi 864,7 juta dolar AS.

Habibullah menambahkan, penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2023 terhadap Desember 2022 terjadi pada bahan bakar mineral senilai 379,7 juta dolar AS atau turun 8,19 persen. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada logam mulia dan perhiasan atau permata senilai 257,9 juta dolar AS atau 46,54 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement