Ahad 12 Feb 2023 16:07 WIB

Pandemi Berikan Dampak Besar Terhadap Perempuan Pemilik Usaha Mikro

Sebab, tidak banyak perempuan yang bisa beralih ke digital dalam menjalankan usahanya

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Pelaku usaha menata produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat pameran produk halal pada kegiatan Anugerah Halal di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (5/12/2022) lalu. Spesialis Statistik UN Women Kantor Asia Pasifik Cecilia Tinonin mengungkapkan, pandemi memberikan dampak besar terhadap perempuan pemilik usaha mikro.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Pelaku usaha menata produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat pameran produk halal pada kegiatan Anugerah Halal di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (5/12/2022) lalu. Spesialis Statistik UN Women Kantor Asia Pasifik Cecilia Tinonin mengungkapkan, pandemi memberikan dampak besar terhadap perempuan pemilik usaha mikro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan menjadi penggerak penting dalam sektor perekonomian Indonesia. Sebagian besar pelaku dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah perempuan.

Namun, sumber daya yang besar ini masih memiliki hambatan atas akses setara terhadap teknologi, keterampilan, dan layanan keuangan digital. Perempuan menjadi sisi rentan terlebih yang berkaitan dengan permasalahan ekonomi.

Baca Juga

Spesialis Statistik UN Women Kantor Asia Pasifik Cecilia Tinonin mengungkapkan, pandemi memberikan dampak besar terhadap perempuan pemilik usaha mikro. Sebab, tidak banyak perempuan yang bisa beralih ke digital dalam menjalankan usahanya. Karena, tak hanya membutuhkan akses yang setara ke teknologi digital dan layanan keuangan digital, perempuan pelaku UMKM juga perlu akses yang optimal untuk berbagai pelatihan keterampilan dan kepercayaan diri. Sehingga bisa mengembangkan usahanya dengan maksimal.

"Pada 2022, ada 2,8 miliar orang di dunia tidak memiliki akses ke internet. Perempuan, terutama pada kelompok usia yang lebih tua, berada pada posisi yang kurang menguntungkan," kata Cecilia dalam keterangan tertulis dikutip pada Ahad (12/2/2023).

Ekonom dan peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapore Maria Monica Wihardja mengatakan, ada sejumlah hal yang diperlukan dalam menerapkan transformasi digital. Sejumlah hal tersebut yaitu kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, pelatihan bersertifikat serta pembelajaran seumur hidup melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang.

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2021 menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UMKM adalah perempuan. Di tingkat usaha mikro, tercatat 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.

Kemudian untuk tingkat usaha kecil, terdapat 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya merupakan perempuan. Sementara, untuk usaha menengah, 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usahanya adalah perempuan. Dapat disebut, perempuan merupakan pelaku UMKM yang sungguh penting dalam memajukan perekonomian Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement