REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hillcon Tbk. (HILL) akan segera menggelar Initial Public Offering (IPO). Calon emiten penyedia jasa konstruksi sipil dan jasa pertambangan nikel dan batu bara ini menetapkan harga IPO Rp 1.250-Rp 2.000 per lembar saham.
Hillcon berencana melepas 442,3 juta lembar saham atau 15 persen dari modal perseroan. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana dari IPO sedikitnya Rp 552,87 miliar dan sebanyak-banyaknya Rp 884,6 miliar.
Masa penawaran awal atau bookbuilding mengalami kelebihan permintaan 1,3 kali dan didominasi oleh permintaan dari investor jangka panjang. Tingginya permintaan didorong prospek positif pertambangan nikel.
"Tingginya minat investor institusi akan saham Hillcon ( HILL ) menunjukkan bisnis kami terutama pertambangan nikel merupakan industri dengan prospek pertumbuhan yang sangat cerah,"ujar CEO PT Hillcon Tbk. Hersan Qiu dalam keterangan resmi, Kamis (9/2/2023).
Sebagai informasi, Hillcon menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan juga menunjuk PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek IPO HILL.
Rencananya, kata Hersan, sekitar 55 persen dari keseluruhan dana hasil IPO HILL akan digunakan untuk modal kerja anak usaha PT Hillconjaya Sakti (HS) untuk biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat.
Sedangkan, sisanya 45 persen akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk pembelian alat-alat berat seperti main fleet dan supporting fleet yang akan mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel.
Seusai masa penawaran awal yang berlangsung 12 Januari-3 Februari 2023, maka perkiraan tanggal efektif pada 15 Februari 2023, dan dilanjutkan dengan perkiraan masa penawaran umum pada 17 Februari 2023.
Kemudian, perkiraan tanggal penjatahan dilaksanakan pada 21 Februari 2023, dilanjutkan dengan distribusi saham diperkirakan pada 22 Februari 2023. Saham HILL diperkirakan bisa mulai tercatat di bursa pada 23 Februari 2023.