Sabtu 04 Feb 2023 15:15 WIB

Target Kemiskinan Sulit Tercapai, Wapres: Memang Berat Tetapi Kita Harus Optimistis

Wapres mengakui, pandemi membuat tantangan pengentasan kemiskinan lebih berat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan keterangan persnya di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu (4/2/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan keterangan persnya di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu (4/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah tetap optimistis bisa menihilkan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen dan menurunkan kemiskinan hingga tujuh persen pada 2024. Hal itu disampaikannya merespons pernyataan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono yang menyebut, berdasarkan grafik tren penurunan, sulit untuk mencapai target penurunan kemiskinan hingga tujuh persen dan kemiskinan ekstrem nol persen 2024.

"Kita masih tetap (menargetkan) 2024 itu (kemiskinan ekstrem) nol persen. Kita optimistis bisa (mencapai target)," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di Istana Kepresiden Yogyakarta, DIY, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga

Wapres menjelaskan, target penurunan hingga nol kemiskinan itu ditetapkan pmerintah sebelum pandemi Covid-19. Saat itu, kemiskinan ekstrem maupun kemiskinan sudah turun dari sebelumnya, dan kembali naik setelah terjadi pandemi.

"Target nol persen (kemiskinan ekstrem) itu sebelum pandemi, kemudian karena pandemi memang terhambat, sehingga memang lebih berat," ujarnya.

Namun demikian, kata Wapres, pemerintah melakukan berbagai langkah untuk penanggulangan kemiskinan. Ada dua cara yang dilakukan pemerintah yakni perlindungan sosial kepada masyarakat kurang mampu berupa pemberian bantuan sosial. Di sisi lain, masyarakat yang diberi bantuan ini juga diberdayakan melalui program pemberdayaan agar bisa mandiri dan meningkat kesejahteraannya.

"Kita masih berkeinginan dengan berbagai cara melakukan langkah langkah lebih efektif dan juga terobosan-terobosan dengan mempercepat gerakan, mengkoordinasikan semua langkah dan kemudian membuat sasaran-sasaran prioritas dimana kemiskinan itu tinggi," ujarnya.

Wapres melanjutkan, dalam menurunkan kemiskinan ekstrem juga pemerintah melakukan intervensi ke daerah-daerah yang menjadi kantong kemiskinan. Program ini dimulai 2021 dengan tujuh provinsi di dalamnya 35 kabupaten/kota menjadi prioritas penanganan dan 212 kabupaten kota di 25 provinsi pada 2022 lalu.

Sedangkan pada 2023 ini akan digenjot di beberapa kabupaten kota hingga 2024. Dengan begitu, Wapres optimistis target menihilkan kemiskinan ekstrem pada 2024 bisa tercapai. "Kita inginkan masih tetap 2024 itu nol persen. Sisa waktu ini kita genjot terus, optimis kita bisa (tercapai)," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement