REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia lebih digemari konsumen karena memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, harga produk UMKM juga tak kalah saing.
"Terus terang sekarang UMKM digemari, orang kurang suka yang massal dan justru yang khas yang disukai, yang produksinya tidak banyak," ujar Zulkifli usai menghadiri media briefing "Indonesia Now" di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Zulkifli mengatakan produk-produk UMKM lokal memiliki harga dan kualitas yang tak kalah saing dengan negara lain. Menurutnya, produk UMKM seperti alas kaki cukup laku di pasar Afrika dan Asia Tengah.
"Kita punya harga yang murah, murah tapi bukan berarti jelek. Kualitasnya bagus tapi harganya bersaing, jadi kita bisa masuk ke pasar tradisional di negara Barat tapi juga bisa masuk di pasar-pasar yang baru," kata Zulkifli.
"Contohnya, untuk produk alas kaki kita punya yang harga 5 dolar (dolar AS) itu masuk ke Afrika, Asia Tengah cepat lakunya. Kalau di Eropa kita punya produk yang harganya 50-100 dolar," lanjutnya.
Untuk memajukan produk UMKM di luar negeri tidak hanya dilihat dari sisi desain tapi juga bahan baku. Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk menyediakan bahan-bahan yang berstandar internasional agar mampu bersaing dengan produk global.
"Ini yang akan kami benahi, kalau UMKM kita dapat bahan baku yang sama dengan negara lain, nanti produk-produk UMKM kita bisa bersaing dengan produk internasional," ujarnya.
Zulkifli baru saja kembali dari misi dagang ke Arab Saudi dan berhasil melakukan kerja sama senilai 155,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,3 triliun. Dalam waktu dekat, dia juga akan melakukan kunjungan dagang ke Mesir, Maroko dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Menurut Zulkifli, ini merupakan bagian dari upaya menguasai pasar dunia.
"Untuk menguasai pasar dunia perlu usaha dan kata kuncinya adalah kolaborasi. Masih banyak yang perlu kita lakukan untuk mendunia, karena 2045 visi misi kita jadi negara maju," katanya.