REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi dan keuangan syariah akan terus tumbuh pada 2023. Dengan begitu akan menopang upaya mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
BI juga hari ini (30/1/2023) sudah menerbitkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) 2022. "Kami publikasikan sumbangan pemikiran kami kajian ekonomi keuangan syariah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).
KEKSI 2022 menguraikan perkembangan, sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan syariah nasional pada 2022. Selain itu juga prospek dan perumusan arah kebijakan pada 2023.
"Publikasi menyampaikan sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan syariah yang ditempuh sebagai bagian dari respons kebijakan nasional, mampu memperkuat peran ekonomi dan keuangan syariah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi," jelas Perry.
Dalam laporan KEKSI 2022, BI memastikan ke depan, kebijakan dan sinergi nasional diarahkan untuk meningkatkan peran ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Selain itu, BI juga melaporkan pertumbuhan ekonomi syariah pada 2023 yang diwakili sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) secara umum diperkirakan sedikit melambat pada 4,5-5,3 persen. Pertumbuhan sektor unggulan HVC pada 2023 diperkirakan kembali akan didorong oleh sektor pertanian dan sektor pariwisata ramah muslim (PRM).
Di samping itu sektor PRM diperkirakan juga akan menjadi motor pertumbuhan seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat domestik. Khususnya setelah dicabutnya pemberlakuan PPKM pada 30 Desember 2022, maupun mobilitas masyarakat global.
Sementara pada sektor keuangan syariah, BI memperkirakan intermediasi perbankan syariah terus membaik didukung kondisi likuiditas yang diperkirakan tetap terjaga. Meskipun begitu BI memproyeksikan faktor ketidakpastian masih tinggi.
Perkiraan peningkatan intermediasi ini ditopang oleh meningkatnya kinerja sektor unggulan HVC dan permintaan sektor rumah tangga. Selain itu juga didukung longgarnya persyaratan pembiayaan bank syariah.
Berdasarkan perkembangan tersebut, pembiayaan perbankan syariah pada 2023 diperkirakan akan tumbuh mencapai 14-16 persen dibandingkan 2022. Dalam jangka menengah, didukung sinergi kebijakan ekonomi syariah nasional yang semakin kuat, pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah terus membaik menuju lintasan jangka panjangnya.