REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas Pertamina, mulai melaksanakan perluasan pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas) di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
General Manager PGN Sales Operation Region III (SOR III) Edi Armawiria dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (26/1/2023) lalu, mengatakan pada 2023, PGN akan membangun 12.900 sambungan rumah (SR) di Kota Yogyakarta dan Sleman.
Rinciannya, PGN menargetkan pembangunan 5.900 SR di empat kelurahan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, dan di Kecamatan Depok, Sleman, sekitar 7.000 SR. Menurut dia, jumlah itu lebih banyak dari rencana awal ketika dilakukan penandatanganan kerja sama pembangunan jargas dengan Pemerintah Kabupaten Sleman pada Oktober 2022.
Saat ini, PGN tengah melakukan penetrasi pasar di Gondokusuman dan Depok untuk menjaring minat calon pelanggan. "Tim Sales PGN sedang gencar melaksanakan sosialisasi produk jargas atau GasKita yang ditujukan untuk rumah tangga dan usaha kecil. Kami berharap banyak calon pelanggan di Gondokusuman dan Caturtunggal (Depok, Sleman), yang berminat menggunakan gas bumi," jelas Edi.
Ia mengatakan masyarakat di Gondokusuman dan Caturtunggal mendaftar melalui Kantor Perwakilan Sales Jargas di Yogyakarta atau secara online di http://pgn.id/daftar-gaskita. "Wilayah Yogyakarta-Sleman saat ini belum terhubung dengan pipa transmisi gas bumi. Oleh karena itu, PGN akan memasok gas bumi dengan skema nonpipa, yaitu melalui CNG atau compressed natural gas sebagai moda beyond pipeline milik PGN Group," ujarnya.
Ia mengharapkan fase penggunaan CNG itu menjadi periode antara menuju penyaluran gas dengan pipa. "Penyaluran CNG juga merupakan wujud realisasi komitmen PGN dalam menghadirkan energi baik ke Daerah Istimewa Yogyakarta," sebutnya.
Selain rumah tangga, PGN juga siap melayani pelanggan UMKM dan komersial. Pelaku usaha yang memakai gas bumi, lanjut Edi, bisa menghemat biaya produksi dengan harga lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar minyak atau gas tabung.
"Pemanfaatan gas bumi lebih praktis, efisien, dan aman. Menggunakan gas bumi, bisa menghemat biaya bahan bakar sehingga sangat cocok untuk usaha. Kekhawatiran kehabisan gas juga sangat minim, karena gas mengalir 24 jam," imbuhnya.
Bersamaan dengan Yogyakarta, jargas di Kota Semarang juga akan ditambah 5.640 SR di enam kelurahan di Semarang Tengah, Barat, dan Timur. "PGN mengejar percepatan jargas rumah tangga yang masuk dalam Rencana Jangka Menengah PGN. Kami juga menjaga kinerja yang sebaik mungkin agar upaya perluasan layanan dan infrastruktur dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dicanangkan," jelas Edi.