REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan membaiknya kondisi perekonomian nasional tidak terlepas dari kebijakan gas dan rem yang diambil Presiden Jokowi dalam menangani pandemi Covid-19.
Gas dan rem merujuk pada istilah kendaraan bermotor. Tancap gas soal pemulihan ekonominya, rem sebentar jika kondisinya mendesak.
Sejak awal pandemi, kata Erick, Presiden Jokowi menekankan untuk mempercepat akses terhadap vaksin. Kehadiran vaksin pada awal pandemi menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam meredam lonjakan kasus Covid-19.
"Sekarang kita sudah punya yang namanya vaksin IndoVac, buatan kita sendiri, jadi tidak impor lagi, belum lagi harga-harga produk kesehatan yang kita sudah mulai bisa membuat sendiri," papar Erick.
Diproduksi oleh BUMN Biofarma, Indovac diluncurkan oleh Presiden Jokowi Oktober lalu. Rencananya, vaksin buatan anak negeri itu akan diproduksi 20 juta hingga 40 juta dosis. Bahkan, jika pasar masih membutuhkan, kapasitas produksinya bisa mencapai 120 juta dosis dengan target ekspor ke 153 negara di dunia.
Erick juga mendorong Indonesia menjadi hub vaksin dunia. Baru-baru ini, Erick terbang ke Inggris untuk menandatangani kerjasama dengan ProFactor Pharma, perusahaan farmasi Inggris, untuk menjadikan Indonesia sebagai hub vaksin dunia.
"Yang kita tanda tangani itu untuk hemofolia, perubahan DNA darah, yang selama ini belum ada vaksinnya. Nah, itu kita tarik ke Indonesia. Kita akan produksi full untuk kebutuhan seluruh dunia. Jadi, kita memiliki lisensi dan membeli teknologinya. Ini yang kita coba dorong ke depan bagaimana kita kembangkan vaksin-vaksin lain," ujar Erick.
Selain itu, kata Erick, pihaknya di BUMN juga mendorong bagaimana herbal medicine dikembangkan seperti yang sudah dimilai di India dan China.
"Kalau ini bisa kita dorong, kita dapat menekan 20 persen bahan baku impor," tambah Erick.
Erick mengajak semua pihak menjaga keberlangsungan perbaikan ekonomi nasional dengan menegakkan leadership dan sistem yang telah dibangun.
"Ini yang bikin kita bisa mengurangi yang namanya korupsi itu. Leadership saja tanpa sistem bisa menjadi absolute corrupt. Jadi, keduanya harus ada," kata Erick.
Dengan sejumlah indikator itu, seperti yang diarahkan oleh Presiden Jokowi, Erick yakin Indonesia bisa mencapai cita-cita menjadi negara besar secara ekonomi.