Senin 23 Jan 2023 09:20 WIB

Erick tak Gentar Hadapi Tantangan Bersih-Bersih BUMN

Erick mengatakan aksi bersih-bersih BUMN bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan aksi bersih-bersih BUMN bukanlah hal yang mudah dilakukan. (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan aksi bersih-bersih BUMN bukanlah hal yang mudah dilakukan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dalam upaya mengungkap kasus korupsi di perusahaan BUMN, tidak jarang dirinya mendapatkan hambatan-hambatan. Dalam video yang diunggah di Instagram, @ErickThohir, Jumat (20/1/2023), Erick menceritakan kala dirinya melakukan aksi bersih-bersih PT Asabri (Persero).

Dia mengatakan sempat didatangi banyak orang yang menakut-nakutinya terkait kebijakan pembarantas korupsi di perusahaan asuransi pelat merah tersebut. “Risiko membersihkan korupsi itu bisa balik ke kita. Saya waktu bicara bersih-bersih Asabri, banyak yang datang ke saya nakut-nakutin,” kata Erick.

Baca Juga

“Silahkan buka saya bilang, ini yang kita lakukan berdasarkan data yang benar,” tambahnya.

Erick mengatakan aksi bersih-bersih BUMN bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun, ia tidak gentar dengan beragam tantangan yang dihadapi. Ia menyatakan perusahaan BUMN harus tetap memberi banyak manfaat bagi masyarakat dan negara.  

“Membersihkan BUMN bukan tugas yang mudah. Ancaman dan cibiran datang silih berganti. Tapi ini harus jalan terus. BUMN harus sehat agar bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan negara,” ucap dia.

Sebelumnya, Mantan Presiden Inter Milan ini mengatakan, Asabri diibaratkan seperti seorang manusia, pada usia sekarang ini semestinya sudah level senior dalam keahliannya mengelola dana pensiun hingga menjamin kesejahteraan anggota.

Oleh karena itu, perbaikan tata kelola, penguatan fungsi manajemen risiko, serta kontrol yang kuat dari dewan pengawas dan direksi Asabri harus selalu dilakukan secara profesional dan berkelanjutan agar tidak mengulangi kesalahan dan tidak merugikan masyarakat, khususnya TNI, Polri, Kemenhan, dan anggota Asabri.

Agar kasus serupa tak lagi terjadi, belum lama ini Erick bertemu dengan 41 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun di lingkungan BUMN untuk mengingatkan agar para direksi mewarisi kebaikan, bukan malah meninggalkan masalah, seperti yang telah terjadi dengan Asabri dan Jiwasraya.

"Sebagai profesional, dengan amanah Merah Putih, kita wajib jaga legacy ini. Para direksi (harus) mewarisi kebaikan, bukan malah meninggalkan masalah, seperti yang telah terjadi dengan Asabri dan Jiwasraya," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement