REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DJKN) Kemenkeu mencatat, total lelang sebesar Rp 35,23 triliun sepanjang 2022. Angka itu melebihi target yang sebeasar Rp 30 triliun.
Direktur Lelang DJKN Kemenkeu Joko Prihanto menyebutkan, ada beberapa jenis barang lelang yang paling diminati. Di antaranya besi tua.
"Barang yang nge-tren dilelang biasanya pertama besi tua. Besi-besi tua tahun 2022 menjadi komoditi yang luar biasa untuk ditransaksikan, karena setiap ada penjualan besi tua cepat lakunya ada kapal, bongkaran pabrik, dan sebagainya," ujarnya dalam Media Briefing secara virtual, Jumat (20/1/2023).
Barang berikutnya yang paling diminati saat dilelang, kata dia, yakni kebun kelapa sawit. "Kebun kelapa sawit sekali lelang besar (hasilnya), misal pada awal tahun 2022 ada lelang kelapa sawit di Palembang, Rp 380 miliar sekali lelang langsung laku," jelas dia.
Pada kesempatan itu, Joko pun mengatakan, kontribusi lelang kepada penerimaan negara mencapai Rp 2,7 triliun pada 2022. Dijelaskan, dalam pelaksanaan lelang, ada hasil yang langsung bisa disetorkan ke kas negara.
"Ini juga mengalami pertumbuhan luar biasa dari tahun ke tahun," katanya. Ia menuturkan, pada 2020 kontribusi lelang pada penerimaan negara hanya mencapai Rp 1,4 triliun, lalu naik menjadi Rp 1,99 triliun pada 2021.
Joko menuturkan, sebanyak Rp 1,56 triliun dari total Rp 2,7 triliun didapatkan dari hasil bersih lelang ke kas negara. Misalnya dari lelang barang milik negara maupun barang milik daerah, lelang pajak, dan lelang barang rampasan.
Sementara, senilai Rp 849,79 miliar dari total kontribusi lelang kepada penerimaan negara didapatkan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lelang, Rp 265,61 miliar dari Pajak Penghasilan (PPh), dan Rp 92,24 miliar dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTP). Diharapkan kontribusi lelang kepada penerimaan negara terus tumbuh tahun ini.