Rabu 18 Jan 2023 22:54 WIB

Kadin: Hilirisasi Industri Maksimalkan Potensi Indonesia

Hilirisasi industri bisa menjadi salah satu strategi membuka potensi ekonomi.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memberikan sambutan saat acara G20 Labour and Employment Ministers Networking Dinner With Social Partners di Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (13/9/2022). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, hilirisasi industri bisa menjadi salah satu strategi untuk mengeksplorasi potensi perekonomian Tanah Air.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memberikan sambutan saat acara G20 Labour and Employment Ministers Networking Dinner With Social Partners di Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (13/9/2022). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, hilirisasi industri bisa menjadi salah satu strategi untuk mengeksplorasi potensi perekonomian Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, hilirisasi industri bisa menjadi salah satu strategi untuk mengeksplorasi potensi perekonomian Tanah Air. Hal ini sejalan dengan fokus World Economic Forum Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan swasta.

"Dengan melaksanakan hilirisasi, Indonesia berpotensi untuk memberikan nilai tambah yang luar biasa, terutama karena Indonesia memiliki berbagai mineral dan potensi energi terbarukan yang besar," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid melalui keterangan di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Baca Juga

Arsjad mengatakan, terdapat beberapa tantangan yang menyebabkan program hilirisasi industri di Indonesia belum efisien dan kalah saing dengan produk asing. Di antaranya adalah kurangnya pendanaan, serta keterbatasan sumber daya manusia dalam melakukan riset dan penggunaan teknologi.

Menurut Arsjad, salah satu indikator keberhasilan penghiliran industri di tanah air adalah pelibatan sektor swasta termasuk investor global. Investasi dalam negeri maupun global perlu bergerak sejalan dengan prioritas pemerintah saat ini, di antaranya adalah pengembangan industri hilirisasi di Indonesia.

Lebih lanjut, Arsjad mengatakan apabila investasi diarahkan sesuai dengan sektor yang menjadi prioritas pemerintah, maka nilai tambah untuk kepentingan nasional pun diharapkan semakin besar.

Sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, pengembangan ekosistem kendaraan listrik menjadi strategi utama hilirisasi guna mendapatkan nilai tambah maksimal dari mineral mentah kekayaan Indonesia.

Untuk menggenjot hilirisasi nikel, pemerintah juga telah menetapkan target ambisius dengan menghadirkan 25 persen kendaraan listrik dari total penjualan kendaraan pada 2030.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Azis Armand mengatakan momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik, terutama dalam menunjang pencapaian target emisi nol bersih melalui strategi elektrifikasi.

"Dengan bertransisi ke kendaraan listrik, para pengguna moda transportasi dapat membantu mengurangi emisi karbon, mengurangi ketergantungan BBM, serta membuat Indonesia lebih bersih," kata Azis.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangkaian acara Indonesia Pavilion di Davos, Kadin Indonesia dan World Economic Forum (WEF) meluncurkan sebuah inisiatif forum diskusi kebijakan bernama "Moving Indonesia Network" yang mengajak pemerintah, kementerian hingga pemimpin bisnis untuk berkontribusi secara objektif dan transparan guna mendukung hilirisasi industri sehingga mempercepat transisi menggunakan kendaraan listrik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement