Rabu 18 Jan 2023 10:25 WIB

China Kembali Buka Pintu Investasi Asing

Investasi asing diperlukan untuk mendorong ekonomi China yang melambat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sebuah derek mengangkat peti kemas di pelabuhan peti kemas otomatis di Tianjin, China, Senin, 16 Januari 2023. Pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 3% tahun lalu di bawah tekanan dari kontrol antivirus dan kemerosotan real estat tetapi secara bertahap bangkit kembali setelah pembatasan itu terus jutaan orang di rumah diangkat.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Sebuah derek mengangkat peti kemas di pelabuhan peti kemas otomatis di Tianjin, China, Senin, 16 Januari 2023. Pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 3% tahun lalu di bawah tekanan dari kontrol antivirus dan kemerosotan real estat tetapi secara bertahap bangkit kembali setelah pembatasan itu terus jutaan orang di rumah diangkat.

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Wakil Perdana Menteri China Liu He menyambut baik investasi asing dan menyatakan negaranya terbuka untuk dunia setelah tiga tahun isolasi pandemi. Liu menyampaikan hal tersebut dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023, Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023).  

Pernyataan Liu memperjelas China menginginkan investor internasional untuk memainkan peran kunci dalam upaya Beijing menghidupkan kembali ekonominya yang melambat. “Investasi asing disambut baik di China dan pintu ke China akan terbuka lebih jauh," kata Liu dikutip dari Reuters, Selasa (17/1/2023). 

Baca Juga

Liu juga menyebutkan soal memperkuat kerja sama internasional dan menjaga perdamaian dunia dalam pidatonya sebanyak 11 kali. Liu berpidato saat rilis data populasi baru membunyikan alarm pada krisis demografis dengan implikasi mendalam bagi ekonomi terbesar kedua di dunia. Data PDB baru juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi merosot pada 2022 ke level terburuk dalam hampir setengah abad.

Kunjungan Liu ke Swiss juga menjadi perjalanan pertama ke luar negeri oleh delegasi tingkat tinggi China sejak Beijing mulai mencabut pembatasan. Kebijakan itu juga memisahkan China dari dunia luar selama tiga tahun terakhir dan menghambat investasi asing.

Dalam pidatonya, Liu mengatakan dia telah bertemu dengan banyak teman lama setelah terakhir kali menghadiri Davos pada 2018. Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Lawrence Summers mengatakan kepada Reuters sudah berbicara dengan Liu pada Senin (16/1/2023) selama lebih dari satu jam. Selanjutnya, Liu pada Rabu (18/1/2023) akan bertemu Menteri Keuangan AS Janet Yellen di Zurich untuk pertemuan tatap muka pertama mereka. 

Pidato Liu adalah tanda lain dari peningkatan keterlibatan Beijing dengan negara lain dalam beberapa pekan terakhir. Mencairnya hubungan baru-baru ini dengan Australia membuka jalan bagi China untuk melanjutkan impor batubara Australia setelah terhenti selama tiga tahun.

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden pada November 2022 juga bertemu di Pulau Bali, Indonesia. Keduanya setuju untuk menindaklanjutinya, termasuk rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China pada awal 2023.

Liu juga memastikan situasi Covid-19 di China saat ini sudah stabil dan menggambarkan kecepatan pemulihan. Setelah mencabut pembatasan, China dilanda gelombang kasus Covid-19 kembali membuat  rumah sakit kewalahan di banyak bagian negara dan mendorong beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan masuk bagi pelancong dari China.

Sementara itu, Kepala Ekonom China Xingdong Chen mengatakan pidato Liu ditujukan untuk mengatasi kekhawatiran investor. “Liu He, atas nama Xi, ingin mengklarifikasi kebingungan dan kesalahpahaman kebijakan dan meyakinkan dunia bahwa China akan melanjutkan reformasi dan pembukaan berorientasi pasar,” jelas Chen. 

Chen menilai pidato tersebut menjelaskan konsep-konsep utama yang didorong oleh Partai Komunis yang berkuasa, seperti model modernisasi China  dan kemakmuran bersama. Meskipun begitu Chen mengatakan persetujuan investor global masih harus dicermati lebih jauh. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement