Rabu 18 Jan 2023 07:39 WIB

Penggunaan Listrik untuk Sektor Pertanian di NTB Semakin Naik

PLN mendukung penuh upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri.

 PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat mencatat penggunaan listrik untuk sektor pertanian pada 2022 mencapai 145,8 Mega Watt hour, (ilustrasi).
Foto: portal.pln.co.id
PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat mencatat penggunaan listrik untuk sektor pertanian pada 2022 mencapai 145,8 Mega Watt hour, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat mencatat penggunaan listrik untuk sektor pertanian pada 2022 mencapai 145,8 Mega Watt hour atau mengalami kenaikan 22,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 118,6 MWh.

"Program electrifying agriculture (EA) yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan diimplementasikan oleh PLN di bidang agrikultur. Implementasinya terus mengalami perkembangan yang signifikan," kata General Manager PLN NTB Sudjarwo, di Mataram, Selasa.

Baca Juga

Program EA, kata dia, didesain untuk mendorong pemanfaatan teknologi guna meningkatkan produktivitas pelanggan yang termasuk di dalam program EA melalui pemanfaatan energi listrik.

Beberapa sektor agrikultur yang masuk dalam kategori ini adalah sektor perikanan, perkebunan, pertanian dan peternakan.

PLN, lanjut Sudjarwo, mendukung penuh upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri. Dengan memanfaatkan energi listrik, diharapkan produksi sektor agrikultur bisa lebih maksimal.

"Selain itu, program EA juga akan mempermudah pengembangan infrastruktur pendukung lainnya," ujarnya.

Pada 2022, kata dia, jumlah pelanggan program EA mencapai 520 pelanggan. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 13 persen atau bertambah sebanyak 60 pelanggan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 460 pelanggan.

Untuk total daya tersambung ke pelanggan EA adalah sebesar 84,7 Mega Volt Ampere (MVA). Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 19,02 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 71,2 MVA (year on year/YoY).

Sementara itu, dari realisasi pendapatan rupiah dari pelanggan EA, PLN berhasil mendapatkan kenaikan hingga 18,78 persen dari Rp 142,4 juta pada 2021 menjadi Rp 169,1 juta di penghujung tahun 2022.

Ke depan, kata Sudjarwo, angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah. Terlebih, program ini diharapkan menjadi primadona layanan yang diandalkan oleh PLN karena desain dari program EA sangat ekonomis dan praktis, di mana pelanggan tidak perlu lagi menarik kabel sendiri dari rumah. Jaringan listrik PLN akan langsung disalurkan ke lokasi usaha agrikultur milik pelanggan.

"Ini merupakan upaya kami membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya melalui EA yang diharapkan tidak hanya untuk meningkatkan permintaan listrik, tapi secara strategis juga untuk mendukung kemandirian. PLN akan selalu hadir dan membantu masyarakat dalam meningkatkan produktivitas khususnya di sektor agrikultur," kata Sudjarwo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement