Selasa 17 Jan 2023 13:14 WIB

Ekonomi ASEAN+3 Diproyeksi Turun Jadi 3,3 Persen pada 2022

Perekonomian ASEAN+3 melanjutkan pelemahan, terutama China.

Sebuah derek mengangkat peti kemas di pelabuhan peti kemas otomatis di Tianjin, China, Senin, 16 Januari 2023. Pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 3% tahun lalu di bawah tekanan dari kontrol antivirus dan kemerosotan real estat tetapi secara bertahap bangkit kembali setelah pembatasan itu terus jutaan orang di rumah diangkat.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Sebuah derek mengangkat peti kemas di pelabuhan peti kemas otomatis di Tianjin, China, Senin, 16 Januari 2023. Pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 3% tahun lalu di bawah tekanan dari kontrol antivirus dan kemerosotan real estat tetapi secara bertahap bangkit kembali setelah pembatasan itu terus jutaan orang di rumah diangkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN+3 (China, Jepang, serta Korea) pada tahun 2022 dari 3,7 persen di bulan Oktober 2022 menjadi 3,3 persen pada Januari 2023.

"Hal ini terutama disebabkan oleh berlanjutnya pelemahan di ekonomi Plus-3, terutama China yang pertumbuhannya ternyata jauh lebih lemah," ucap Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Meskipun ada penurunan, lanjutnya, kawasan ASEAN sendiri berpotensi tumbuh lebih tinggi dari prediksi sebesar 5,3 persen pada Oktober 2022 menjadi 5,6 persen pada Januari 2023 akibat adanya pertumbuhan permintaan domestik yang menguat.

Adapun pada tahun 2023 pertumbuhan di kawasan ASEAN+3 diproyeksikan menguat menjadi 4,3 persen karena ekonomi China diperkirakan akan pulih dengan kuat. Hal ini dipengaruhi pembukaan pembatasan China dan pencabutan berbagai kebijakan pelonggaran terkait pandemi COVID-19.

"Inflasi diperkirakan akan turun menjadi 4,5 persen pada tahun 2023 dari proyeksi lonjakan 6,3 persen tahun lalu," ujarnya.

Pembukaan perbatasan China, terutama dengan kembalinya turis China yang berpotensi mendorong sektor pariwisata, akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi dunia meskipun saat ini terjadi hambatan pada aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa yang dibayangi risiko resesi.

Hambatan ekonomi global ini dipengaruhi pengetatan kebijakan moneter yang agresif di Amerika Serikat, sehingga pesanan ekspor bakal lebih lemah untuk ASEAN+3.

"Ekonomi China yang lebih kuat akan memberikan dukungan untuk aktivitas regional sementara pembukaan kembali perbatasan akan meningkatkan pariwisata intra-regional," kata Hoe Ee Khor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement