Senin 16 Jan 2023 11:26 WIB

Rupiah Menguat Tajam Ditopang Ekspektasi Neraca Perdagangan Surplus

Rupiah pagi ini menguat 123 poin atau 0,81 persen ke posisi Rp 15.026 per dolar AS.

Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022) lalu. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2023) pagi menguat tajam seiring ekspektasi pasar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022) lalu. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2023) pagi menguat tajam seiring ekspektasi pasar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2023) pagi menguat tajam seiring ekspektasi pasar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022.

Rupiah pagi ini menguat 123 poin atau 0,81 persen ke posisi Rp 15.026 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Jumat (13/1/2023) Rp 15.149 per dolar AS.

Baca Juga

"Data neraca perdagangan Desember dipublikasikan di hari ini dan kemungkinan kita perkirakan masih akan terjadi surplus yang masih cukup tinggi, mungkin masih di atas 4 miliar dolar AS," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (16/1/2023). 

Surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 diperkirakan masih di atas 4 miliar dolar AS. Sementara pada November 2022, neraca perdagangan Indonesia surplus 5,16 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 24,12 miliar dolar AS dan impor 18,96 miliar dolar AS. Surplus tersebut merupakan surplus ke-31 bulan berturut-turut yang dicapai Indonesia sejak Mei 2020.

Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, neraca dagang pada Desember 2022 diperkirakan akan surplus 4,76 miliar dolar AS atau lebih rendah dibandingkan surplus pada November 2022 sebesar 5,16 miliar dolar AS. Karena kinerja ekspor yang lesu akibat penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global.

Ekspor diperkirakan terkontraksi sebesar 0,24 persen pada Desember 2022 dibandingkan bulan sebelumnya. Namun secara tahunan ekspor masih tumbuh sebesar 7,62 persen atau menguat dibandingkan pertumbuhan pada November 2022 yang sebesar 5,58 persen.

Rully memperkirakan hari ini nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.000 per dolar AS hingga Rp 15.100 per dolar AS. Penopang penguatan rupiah terhadap dolar AS lain adalah perkembangan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang trennya terus mengalami penurunan.

Inflasi AS pada Desember 2022 melambat menjadi 6,5 persen (yoy) dari bulan sebelumnya 7,1 persen (yoy). Perlambatan itu sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu inflasi inti juga melambat menjadi 5,7 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya 6 persen (yoy).

Pada Jumat (13/1/2023), rupiah menguat 190 poin atau 1,24 persen ke posisi Rp 15.149 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.339 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement