Jumat 13 Jan 2023 18:29 WIB

Indodax: Dollar Cost Averaging Bisa Jadi Strategi Akumulasi Kripto

DVA merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian.

Indodax. Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode Dollar Cost Averaging (DVA).
Foto: https://m.facebook.com/indodax
Indodax. Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode Dollar Cost Averaging (DVA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan menilai 2023 merupakan momen yang tepat bagi investor untuk mengakumulasikan portofolio kripto di harga yang cukup rendah.

Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode Dollar Cost Averaging (DVA). DVA adalah upaya investor membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu.

Baca Juga

CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangan di Jakarta, Jumat (13/1/2023), mengatakan, DVA merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian dan agar investor bisa terhindar dari Fear Of Missing Out (FOMO), tidak impulsif, investasi sesuai rencana, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. "Dengan membeli kripto menggunakan metode dollar cost averaging misalnya, investor memiliki uang dingin Rp 3 juta. Dibanding membeli Bitcoin langsung senilai tiga juta, dengan metode dollar cost averaging, investor membeli Bitcoin secara rutin sebesar Rp 250 ribu setiap bulannya selama satu tahun," ujar Oscar.

Dengan begitu, lanjut Oscar, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba tiba turun. Bahkan, dengan metode DVA tersebut, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu.

Oscar menambahkan, meskipun menggunakan strategi DCA pertumbuhan profitnya tidak terlalu besar dan cenderung lambat. Namun, hal tersebut tentu tidak mengapa mengingat hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata mata mencari profit dalam jumlah besar.

"Metode DCA, kenaikan profit memang tidak terlalu besar, tapi jika kita melihat secara kacamata jangka panjang, ini berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi," kata Oscar

Tidak hanya untuk investasi jangka panjang, metode DCA adalah cara yang cocok bagi para investor pemula ataupun investor yang tidak memiliki waktu luang yang banyak. "Jadi, bagi para investor yang ingin menggunakan metode dollar cost averaging bisa memulai dilakukan di harga saat ini ketika pasar sedang melemah," ujar Oscar

Metode DCA juga bisa digunakan dengan Bitcoin yang ditukarkan dengan USDT. USDT adalah kripto yang merupakan 1:1 dengan dolar AS. Pasar Bitcoin USDT juga tersedia di Indodax yang bisa ditukarkan dengan kripto lain, seperti Ethereum.

Memasuki Januari 2023, harga Bitcoin terlihat cenderung mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Indodax per Kamis (12/1/2023), Bitcoin (BTC) berada di harga Rp 277 juta per satu bitcoin, sementara harga Ethereum (ETH) berada di harga Rp 21 juta per satu Ethereum.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement