Kamis 12 Jan 2023 17:45 WIB

Bahlil Optimistis Target Rp 1.400 Triliun Dicapai dengan Syarat Stabilitas

Pemerintah membidik sejumlah sektor yang terus dikembangkan untuk capai investasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Bahlil Lahadalia mengaku optimistis target investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun akan dapat tercapai.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Bahlil Lahadalia mengaku optimistis target investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun akan dapat tercapai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku optimistis target investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun akan dapat tercapai. Namun, dengan satu syarat, yaitu stabilitas yang baik.

"Optimistis, syaratnya satu, saya optimistis Rp 1.400 triliun dengan catatan, stabilitas Indonesia harus bagus. Jangan ribut terus dengan kampret dan cebong. Jangan ribut terus soal urusan yang nggak masuk akal," katanya dalam seminar nasional 'Aktualisasi Ekonomi Kebangsaan dalam Wujudkan Indonesia Emas 2045' secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Bahlil mengungkapkan pemerintah membidik sejumlah sektor yang akan terus dikembangkan untuk mencapai target realisasi investasi sebesar Rp 1.400 triliun tahun ini. Sejumlah sektor itu antara lain hilirisasi, energi hijau, hilirisasi pangan, hingga pariwisata.

"Sektor yang kita dorong, hilirisasi, green energy, industri copper, hilirisasi pangan, oil and gas dan terutama nikel yg kita harus bangun terus, baterai. Juga pariwisata, karena itu banyak menciptakan lapangan kerja, kemudian pertambangan, perkebunan," katanya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan stabilitas politik harus bagus agar dampaknya terhadap investasi juga positif. "Kalau stabilitas politik kita bagus, saya punya optimisme, pertumbuhan ekonomi kita dan investasi akan bagus tapi kalau stabilitas politik kita tidak bagus, ini celaka. Makanya kita harus menentukan mana yang duluan karena global belum terlalu menggembirakan kondisinya," katanya.

Bahlil juga mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat, tegas dan berani. Ia juga berharap pemimpin Indonesia nantinya tidak hanya pintar tetapi juga tidak mudah diintervensi oleh siapa pun dan negara mana pun.

"Kita butuh pemimpin yang firm, yang punya keberanian, yang konsisten. Kalau ga, kalau pemimpinnya cuma pintar, cukup jadi rektor aja. Pemimpin negara ini selain dia pintar harus punya leadership. Berani mengambil keputusan. Berani berbeda dengan yang lain kalau yang diyakini itu benar untuk rakyat dan jangan mau diintervensi oleh siapa pun," katanya.

Menurut Bahlil, Indonesia membutuhkan pemimpin yang seperti itu agar bisa mencapai target Rp 1.400 triliun dan menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. "Indonesia butuh pemimpin yang seperti itu untuk membangun investasi Rp1.400 triliun dan ekonomi di atas 5 persen," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement