Sabtu 07 Jan 2023 21:31 WIB

Banyak Gejolak, Bahlil: Target Investasi 2023 tak Mudah

Bahlil mengatakan, target investasi pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun tidak mudah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Bahlil Lahadalia mengatakan, pencapaian target investasi yang ditetapkan pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun tidak mudah.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Bahlil Lahadalia mengatakan, pencapaian target investasi yang ditetapkan pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun tidak mudah.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pencapaian target investasi yang ditetapkan pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun tidak mudah. Menurutnya, krisis dan gejolak ekonomi global akan menjadi tantangan utama dalam menggaet arus investasi pada tahun ini.

"Target ini merupakan suatu pekerjaan yang tidak gampang. Ini pekerjaan yang sangat berat sekali. Kenapa saya katakan sangat berat karena krisis ekonomi global ini di depan mata," ujar Bahlil di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (7/1/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, target investasi Indonesia sebesar Rp 1.400 triliun yang diberikan Presiden Joko widodo itu adalah syarat agar pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas angka lima persen. Menurut dia, pandemi Covid-19 yang masih masuk pada fase pemulihan serta ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dan energi telah berdampak ke berbagai negara termasuk Indonesia dan dapat mempengaruhi angka investasi.

"Jadi kalau saya ditanya apakah optimistis dengan target Rp 1.400 triliun, saya katakan bahwa ekonomi Indonesia itu baik tapi ekonomi global itu tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa pesimistis. Kita harus optimistis tapi optimistis yang realistis," kata dia.

Bahlil mengungkapkan, untuk dapat mencapai target tersebut, syarat yang dibutuhkan adalah stabilitas. Apabila Indonesia selama 2023 mampu menjaga stabilitas dengan baik maka pertumbuhan Indonesia diyakini juga akan baik.

"Tapi, begitu stabilitas kita tidak dijaga dengan baik bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami nasib yang sama seperti apa yang dialami oleh Inggris," ungkap dia.

Untuk itu, saat ini pihaknya sedang membahas strategi-strategi pencapaian target investasi pada 2023. Salah satu strategi yang dilakukan adalah fokus pada hilirisasi.

Ia menyampaikan, pihaknya juga optimistis dapat mencapai target investasi pada 2022 yang telah ditetapkan sebesar Rp 1.200 triliun.

"Insya Allah akan mencapai target. Tetapi berapa, itu yang akan kami umumkan di pertengahan Januari nanti," ungkap Bahlil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement