Sabtu 07 Jan 2023 10:11 WIB

Duh, Kenaikan Harga Pangan Capai Rekor Tertinggi

Rekor tersebut mendorong inflasi dan memperburuk kelaparan di seluruh dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pedagang menunggu pembeli di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta. Harga pangan disebut mengalami rekor kenaikan tertinggi yang salah satunya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang menunggu pembeli di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta. Harga pangan disebut mengalami rekor kenaikan tertinggi yang salah satunya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA --- Harga global untuk komoditas pangan seperti biji-bijian dan minyak nabati mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Bahkan, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), rekor tersebut mendorong inflasi dan memperburuk kelaparan di seluruh dunia.

Indeks Harga Pangan FAO yang melacak perubahan bulanan dalam harga internasional komoditas pangan yang umum diperdagangkan turun 1,9 persen pada Desember dari bulan sebelumnya. Sepanjang tahun, rata-ratanya 143,7 poin, lebih dari 14 persen di atas rata-rata 2021, yang juga mengalami peningkatan besar.

Baca Juga

Penurunan Desember ini dipicu oleh turunnya harga minyak nabati di tengah menyusutnya permintaan impor, ekspektasi peningkatan produksi minyak kedelai di Amerika Selatan, dan turunnya harga minyak mentah. Biji-bijian dan daging juga turun, sementara susu dan gula naik sedikit. "Harga komoditas pangan yang lebih tenang disambut baik setelah dua tahun yang sangat fluktuatif," kata kepala ekonom FAO Maximo Torero dalam pernyataan.

"Penting untuk tetap waspada dan tetap fokus untuk memitigasi kerawanan pangan global mengingat harga pangan dunia tetap tinggi, dengan banyak bahan pokok mendekati rekor tertinggi, dan dengan harga beras yang meningkat, dan masih banyak risiko yang terkait dengan pasokan di masa depan," ujarnya. 

Tahun lalu, Indeks Harga Pangan organisasi PBB yang bermarkas di Roma itu mencapai level tertinggi sejak pencatatannya dimulai pada 1961. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari memperburuk krisis pangan. 

Kedua negara tersebut merupakan pemasok utama gandum, jelai, minyak bunga matahari, dan produk lainnya. Keberadaan Rusia dan Ukraina sangat penting ke negara-negara di beberapa bagian Afrika, Timur Tengah, dan Asia yang sudah berjuang melawan kelaparan. Pasokan Laut Hitam yang kritis terganggu, harga pangan naik ke rekor tertinggi, meningkatkan inflasi, kemiskinan, dan kerawanan pangan di negara-negara berkembang yang bergantung pada impor.

Perang juga mengguncang pasar energi dan pasokan pupuk, keduanya merupakan kunci produksi pangan. Itu di atas guncangan iklim yang memicu kelaparan di tempat-tempat seperti Tanduk Afrika. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement