REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Suku bunga yang lebih tinggi diperkirakan akan tetap berlaku sampai bank sentral AS Federal Reserve (Fed) yakin bahwa lonjakan inflasi berada di jalur menuju stabilitas. Hal itu disampaikan dalam ringkasan pertemuan Fed yang dirilis pekan ini.
Rangkumannya adalah dari pertemuan Fed pada Desember memperlihatkan kenaikan suku bunga sebesar setengah poin persentase yang mengikuti beberapa kenaikan suku bunga lainnya dari bulan-bulan sebelumnya.
"Umumnya mengamati bahwa sikap kebijakan restriktif perlu dipertahankan sampai data yang masuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2 persen," menurut ringkasan yang dirilis di situs web Fed, Kamis (5/1/2023).
Ringkasan hasil rapat Fed itu menyebutkan, upaya tersebut diperkirakan masih akan memakan waktu. Amerika Serikat mengalami inflasi terburuk dalam 40 tahun. Bank sentral menaikkan suku bunga beberapa kali tahun lalu dalam upaya memenuhi mandat Fed untuk menjaga inflasi ke level sebesar 2 persen.
Sepanjang tahun hingga November, harga grosir AS melonjak menjadi sekitar 12 persen, peningkatan yang tidak terlihat dalam beberapa dekade.