Rabu 04 Jan 2023 14:38 WIB

Konsultan Prediksi Properti Ritel akan Tumbuh Lebih Baik pada 2023

Saat PPKM dilonggarkan, tingkat kunjungan masyarakat ke pusat belanja cukup tinggi.

Pengunjung melintas di salah satu mal di Jalan Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (31/10/2022). Konsultan properti Colliers Indonesia memprediksi sektor properti ritel atau mal akan pulih dan bisa tumbuh lebih baik pada 2023.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pengunjung melintas di salah satu mal di Jalan Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (31/10/2022). Konsultan properti Colliers Indonesia memprediksi sektor properti ritel atau mal akan pulih dan bisa tumbuh lebih baik pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan properti Colliers Indonesia memprediksi sektor properti ritel atau mal akan pulih dan bisa tumbuh lebih baik pada 2023. Pemulihan ini terjadi pascapencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Kami melihat bahwa sudah ada kecenderungan sektor ritel pulih, terutama karena bisnis ritel sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas di dalam mal sendiri yang sekarang tidak dibatasi lagi," ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Baca Juga

Ferry mengatakan, pada 2022 saat PPKM dilonggarkan, pihaknya melihat tingkat kunjungan masyarakat ke mal atau pusat perbelanjaan cukup tinggi, terutama di mal-mal favorit. "Ini memang salah satu yang membuat prospek tersebut akan lebih baik lagi pada tahun 2023, terbukti bahwa dari sisi pengembang mereka sudah mulai ancang-ancang menaikkan harga sewa dan tentunya mereka juga sudah mengukur kemampuan dari tenanatau riteler itu sendiri bagaimana tenanbisa mengakomodir kenaikan yang diterapkan," katanya.

Hal ini dikarenakan selama dua tahun terakhir akibat pandemi COVID-19 pengembang mengalami defisit, sehingga sudah saatnya tarif sewa dinaikkan. Penyesuaian tarif tidak bisa dipukul rata, namun diperkirakan akan dilakukan oleh mal dengan tingkat hunian dan kunjungan yang stabil serta tinggi.

"Manakala trafik pengunjung tidak dibatasi maka itu bisa menjadi katalis mal atau ritel bisa perform lebih baik lagi," ujar Ferry.

Pelonggaran pembatasan kegiatan berdampak pada banyaknya acara dan pameran yang membantu mengembalikan tingkat kunjungan ke mal. Riteler yang mengakomodasi gaya hidup masih menjadi pilihan konsumen.

Gerai makanan dan minuman, baik lokal maupun internasional masih menjadi daya tarik pengunjung. Sementara itu, riteler pakaian terutama berkategori sportswear dan footwear terus berekspansi.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa tidak ada penambahan mal baru di Jakarta sepanjang 2022. Total pasokan mal di Jakarta tetap berada di angka 4,86 juta meter persegi.

Mal yang sedang dalam tahap konstruksi lebih banyak berada di kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) dengan estimasi 70 persen dari total pasokan mendatang di Jabodetabek hingga 2025.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement