REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan cadangan minyak dan gas bumi (migas) hingga 10 persen melalui implementasi Enchanced Oil Recovery (EOR).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, jumlah cadangan migas yang terbukti saat ini mencapai 2,4 miliar barel."Cadangan kita dengan EOR ditargetkan bisa naik 5 hingga 10 persen dari yang ada saat ini. Jadi tujuan kita meningkatkan cadangan," jelas Tutuka di Gedung Lemigas, Kamis (15/12).
Tutuka melanjutkan, saat ini recovery factor hulu migas mencapai 33 persen. Implementasi EOR berpotensi mendorong recovery factor ini menjadi 40 persen hingga 45 persen. Selain itu, implementasi EOR umumnya bukan hanya untuk menigkatkan produksi. Dengan menerapkan EOR maka umur produksi suatu lapangan migas dapat diperpanjang.
Meski demikian, Tutuka mengakui saat ini implementasi skala lapangan belum dilakukan di Indonesia. Walau untuk sejumlah ujicoba injeksi CO2 skala sumur sudah mulai dilakukan.
Injeksi CO2 dengan metode huff & puff dilakukan Pertamia pada sumur JTB-161 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang di Indramayu, Jawa Barat pada Oktober lalu.
Tutuka mengungkapkan, dari uji coba tersebut, Pertamina berhasil meningkatkan produksi hinga 70 persen. Selanjutnya, injeksi CO2 di Blok Jabung oleh Petrochina. Program uji coba lapangan untuk injeksi huff & puff CO2 dilakukan pada sumur minyak Gemah-6. Uji coba ini ditargetkan berlangsung sebulan ke depan dengan target volume injeksi sebesar 1.800 ton CO2.
Tutuka mengungkapkan, upaya lain juga diperlukan untuk meningkatkan produksi migas nasional. Selain menerapkan EOR, eksplorasi penemuan cadangan baru juga harus dilakukan.
"Sekarang kita menyadari bahwa produksi kita terus turun dan agak flat. Naik lagi sedikit tapi belum sampai atas karena belum terlaksana dua hal tadi," kata Tutuka.