REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memastikan akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api. Selain penumpang, KAI juga melayani angkutan barang yang justru memiliki tren cukup baik setelah angkutan penumpang terdampak pandemi.
“Targetnya, volume sebesar 105 juta ton akan KAI angkut pada 2027,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (13/12/2022).
Joni memastikan, KAI akan menambah jumlah gerbong barang secara bertahap untuk mengakomodasi target peningkatan volume tersebut. Dia menuturkan, KAI juga terus mencari potensi komoditas dan relasi angkutan barang baru.
Joni menambahkan, inovasi lainnya yaitu KAI akan mengembangkan stasiun sebagai suatu ekosistem layanan. Hal tersebut dilakukan untuk menyediakan jasa gudang transit berbasis rel.
“Untuk bidang teknologi informasi, KAI akan mengembangkan sistem aplikasi yang akan memudahkan KAI dan mitra untuk dapat memonitor data serta pergerakan barangnya secara realtime,” jelas Joni.
Joni menambahkan, KAI siap berkontribusi maksimal dalam mendistribusikan logistik nasional dengan selamat, lancar, dan efisien. KAI juga mendukung program pemerintah yang akan memberlakukan zero over dimension over load (ODOL) pada 2023.
Dia menilai, kebijakan tersebut akan berdampak positif terhadap keselamatan masyarakat khususnya pengguna jalan. “Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” ucap Joni.