Senin 12 Dec 2022 14:33 WIB

Holding Pangan Serius Kembangkan Potensi Bisnis Garam

ID FOOD akan terus mendukung penguatan rencana strategis PT Garam ke depan.

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
 Holding BUMN pangan atau ID FOOD optimistis akan potensi pengembangan bisnis sektor garam yang dikelola PT Garam.  Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan Jawa Timur, Rabu (7/10/2020).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Holding BUMN pangan atau ID FOOD optimistis akan potensi pengembangan bisnis sektor garam yang dikelola PT Garam. Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan Jawa Timur, Rabu (7/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Holding BUMN pangan atau ID FOOD optimistis akan potensi pengembangan bisnis sektor garam yang dikelola PT Garam. Komisaris ID FOOD Budiono Sandi mengatakan bisnis garam bisa mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani garam melalui peningkatan kemitraan dengan masyarakat lokal.

"Sektor bisnis garam berpotensi untuk dikembangkan, khususnya untuk kebutuhan sektor industri aneka pangan," ujar Budiono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (12/12).

Baca Juga

Budiono menyebut kemitraan seperti dengan petani atau petambak garam dapat terus ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Budiono mengamalkan berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, total produksi garam lokal tahun 2021 capai 1,092 juta ton, 912 ribu ton diproduksi dari petani garam dan 180 ribu ton dihasilkan dari produksi PT Garam.

Sedangkan kebutuhan garam khusus untuk sektor rumah tangga, komersil, peternakan capai 745 ribu ton. "Artinya, ada peluang untuk mendukung pemerintah berswasembada garam konsumsi dan ke depan PT Garam terus melakukan pembenahan dan mengambil peluang pasar garam industri dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi serta menjalin kemitraan petani garam," ucap Budiono.

Komisaris ID FOOD lainnya, Abdul Rochim mengatakan pembenahan sektor garam yang dikelola anggota ID FOOD dapat dengan merevitalisasi pengolahan garam on farm dan off farm dan optimalisasi aset garam non produktif untuk menunjang produksi garam. Tentunya, melibatkan stakeholder termasuk petani dan masyarakat lokal dalam bertransformasi.

“Terkait langkah pembenahan melalui revitalisasi rencana pembangunan pabrik garam yang akan dibangun, dapat dikoordinasikan dengan stakeholder agar pabrik garam tersebut dapat memberi manfaat optimal bagi masyarakat," ujar Rochim.

Komisaris ID FOOD Riza Damanik  mengatakan ID FOOD akan terus mendukung penguatan rencana strategis PT Garam ke depan. Riza menilai hal ini merupakan langkah mendukung pemerintah dalam peningkatan produksi garam nasional, memastikan keberlanjutan kualitas dan kuantitas garam nasional, serta meningkatkan kesejahteraan para petambak garam."Holding pangan ID FOOD melalui PT garam akan melakukan sejumlah transformasi untuk menguatkan produksi garam nasional," ujarnya.

Riza mencontohkan merevitalisasi ladang garam sebagai langkah transformasi di on farm mulai dari ladang pergaraman, perbaikan tata kelola air sehingga dapat menghasilkan air tua yang optimal, selain itu juga melakukan sistem mekanisasi dalam panen garam dan pengolahan bittern.

Di off farm, ucap Riza, langkah transformasi yang dilakukan melalui penguatan pengolahan garam dengan optimalisasi pabrik dan peningkatan kapasitas pabrik serta rencana optimalisasi puluhan aset-aset PT Garam di beberapa titik lokasi di Indonesia dengan pemanfaatan aset dan rencana pengembangan skala prioritas dan kebutuhan pasar, diantaranya dengan mengembangkan industri hilirisasi soda kaustik dan soda ash.

Riza menyebut langkah transformasi sektor garam ini didukung dari kinerja positif PT Garam, terbukti dari realisasi penjualan sampai Oktober 2022 tercatat Rp 285 miliar dengan perolehan laba usaha hingga Oktober 2022 mencapai Rp 16 miliar atau 116 persen dari target RKAP 2022.

"Berdasarkan data yang dihimpun dari PT Garam, hingga Oktober 2022, pasokan garam tahun ini, sinergi petambak atau petani garam tercatat sekitar 515 ribu ton yang tersebar di beberapa provinsi mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan wilayah produksi lainnya," kata Riza.

Hal ini tentunya sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu yang berkomitmen membangun ekosistem industri garam di Indonesia. Erick mengatakan industri garam memerlukan ekosistem yang bisa menunjang peningkatan ekonomi masyarakat di Madura Raya, termasuk petani. "Salah satunya untuk mendukung peningkatan perekonomian dengan memberikan pendampingan dan pembukaan akses pasar untuk petani garam," kata Erick.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement