REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Tekad untuk mencari penghasilan demi keluarga sangat kuat pada Siti Aminah (47 tahun). Perempuan tiga anak yang tinggal di Atasan Kecil Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu bukan tidak memiliki suami.
"Suami saya honorer saja di pemerintahan daerah sana," katanya saat ditemui di rumahnya setelah Pertemuan Rutin Sentra dengan bankir pemberdaya BTPN Syariah, Kamis (8/12/2022).
Siti terlihat sangat bersemangat saat menceritakan mimpinya untuk punya banyak usaha dan naik haji. Kini ia memiliki usaha kantin dan mainan di beberapa sekolah, dan jualan makanan di sekitar rumah.
Ia mengatakan, menjadi perempuan itu harus mau bekerja keras, pintar mengatur uang, dan juga tetap patuh pada suami. Siti bukan tamatan sekolah tinggi yang punya jaringan dan akses ke tempat-tempat pendidikan, namun ia punya tekad itu.
Rumahnya hanya ruangan berukuran 5x4 meter persegi dari kayu dan sebuah kamar di atas tipe mezanin ala-ala. Ia sudah sejak lahir menempati tempat yang berdiri di atas anak sungai Martapura itu.
"Kalau punya usaha itu uangnya harus diputar lagi untuk punya usaha yang lain, begitu terus sampai banyak," katanya bersemangat.
Paradigma ini bukan buah pemikiran kemarin sore yang tanpa strategi. Ia diajari cara berbisnis oleh community officer BTPN Syariah yang datang setiap dua pekanan. Siti sendiri adalah Ketua Sentra AKT, salah satu dari kelompok pembiayaan dari BTPN Syariah yang berisi sekitar 10 orang perempuan prasejahtera.
Sentra AKT sudah sembilan tahun berjalan konsisten dan merupakan salah satu dari Sentra Tangguh BTPN Syariah. Semua anggota kelompok punya usaha mulai kecil-kecilan hingga menengah. Siti Aminah sendiri adalah nasabah yang punya pinjaman Rp 10 juta.
Sampuna Sari yang juga anggota Sentra AKT pun punya pinjaman Rp 10 juta. Ia punya usaha kain sasirangan dan ecoprint khas dari Banjarmasin Utara. Usahanya ini sudah bisa mengerahkan puluhan perempuan satu kampung untuk menjadi penjelujur kain.
"Saya biasanya produksi sesuai order, seperti dari Pemda, sekolah-sekolah, dan ikut pameran," katanya.
Kainnya bahkan pernah dipesan untuk cucu Presiden RI, Joko Widodo. Harga kainnya kisaran Rp 120 ribu hingga Rp 2 jutaan tergantung jenis kain. Dimulai sejak 2017, ia bersyukur usahanya bisa terus maju ditopang pembiayaan dan juga akses pasar dari BTPN Syariah.