REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi ancaman resesi global pada tahun depan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan pentingnya untuk menjaga stabilitas nasional dan juga kepemimpinan yang kuat. Ia juga menilai, Indonesia perlu mengelola persoalan ekonomi global secara baik sebab akan berdampak pada ekonomi nasional.
“Nah kalo hati-hati ya ke depan kalau Indonesia tidak bisa kita kelola mengatur persoalan ekonomi global secara baik itu akan berdampak ke dalam negeri. Dan kita membutuhkan stabilitas dan kepemimpinan yang kuat,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Menurut Bahlil, kepemimpinan Presiden Jokowi pun telah diakui dunia. Ia juga menilai, peringatan Jokowi terkait akan terjadinya resesi global pada awal tahun depan tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti masyarakat.
Karena itu, Bahlil mengingatkan masyarakat agar turut menjaga situasi di dalam negeri tetap stabil. Masyarakat diminta untuk menghindari perselisihan yang justru membuat situasi menjadi panas.
“Ya kita harus persiapkan pertama adalah jaga stabilitas, dibuat adem jangan fitnahnya terlalu banyak, jangan kalau hal yang tidak terlalu dipersoalkan jangan dipersoalkan berlebihan. Karena dunia ini dalam kondisi yang tidak stabil,” ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi global pada tahun depan memang akan semakin sulit. Kondisi tersebut merupakan dampak dari rangkaian peristiwa dan krisis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, mulai dari perang dagang antara China-Amerika, pandemi Covid-19, perang Ukraina-Rusia, hingga krisis ekonomi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan kondisi dunia saat ini sangatlah tidak mudah bagi semua negara. Selain menghadapi berbagai krisis pangan, energi, finansial, dan pertumbuhan ekonomi yang anjlok, banyak negara juga akan menghadapi ancaman resesi global.
Jokowi menyebut, resesi global ini diperkirakan akan mulai terjadi pada awal tahun depan. Hal ini disampaikannya dalam sambutan di peresmian pembukaan rapat koordinasi nasional investasi tahun 2022, Rabu (30/11/2022).
“Dan tahun depan, tahun 2023 ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara. Dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk kepada resesi global,” ujar Jokowi.
Untuk menghadapi kondisi ini, Jokowi meminta pemerintah baik pusat maupun daerah agar memilki perasaan yang sama. Seluruh pihak harus berhati-hati dalam membuat kebijakan karena bisa berdampak langsung kepada masyarakat.
“Dalam menahkodai situasi yang sangat sulit ini, semuanya harus hati-hati. Policy kebijakan semuanya harus hati-hati, jangan sampai keliru, jangan sampai salah. Begitu salah risikonya gede sekali. Karena situasinya betul-betul situasi yang tidak normal, baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter, hati-hati,” ucapnya.
Jokowi pun meminta agar jajarannya dapat bekerja lebih keras lagi untuk menghadapi berbagai krisis dan juga ancaman resesi pada tahun depan.