REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Presisi akan melakukan menerbitkan surat utang pada tahun depan. Aksi korporasi ini untuk memperkuat pendanaan dalam upaya pengerjaan proyek.
Direktur Keuangan PP Presisi Arif Iswahyudi mengatakan perusahaan melakukan strategi finansial melalui penawaran umum obligasi berkelanjutan I PP Presisi 2022.
“Perusahaan akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan dan proyeksi kontrak baru,” ujarnya saat webinar, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan I 2022 sebesar Rp 198 miliar dengan perencanaan penggunaan 70 persen belanja modal dan 30 persen modal kerja. Adapun realisasi penyerapan penggunaan dana obligasi per September 2022 yakni belanja modal sebesar Rp 77,2 miliar atau 56 persen dari target Rp 138,6 miliar dan modal kerja Rp 56,8 miliar atau 96 persen dari target Rp 59,4 miliar.
"Sehingga kami masih memiliki kelonggaran dalam menggunakan dana obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan," ucapnya.
Secara menyeluruh, perusahaan telah menyerap belanja modal sebesar Rp 247,75 miliar. Adapun anggaran capex tahun ini sebesar Rp 308,05 miliar.
Adapun realisasi capex mayoritas digunakan investasi alat pertambangan sebesar 89,2 persen, alat sub pekerjaan sipil sembilan persen, investasi alat persewaan 1,2 persen, dan alat sub pekerjaan gedung 0,6 persen.
Per kuartal III 2022, perusahaan masih membukukan arus kas operasi negatif sebesar Rp 35,17 miliar. Angka ini membalikkan dari posisi positif sebesar Rp 247,49 miliar per kuartal III 2021.