Jumat 18 Nov 2022 11:50 WIB

Anantara Gandeng Countrywide Bangun Fasilitas Produksi Hidrogen Hijau

Transisi energi terbarukan menjadi prioritas Indonesia di forum G-20.

Rep: Antara/ Red: Satria K Yudha
PLTS (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
PLTS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anantara Energy Holdings menggandeng Countrywide Hydrogen dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)  di KEK Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Kedua pihak melakukan studi kelayakan terkait pembangunan fasilitas produksi hidrogen hijau. 

Fasilitas produksi tersebut  menjadi bagian dari megaproyek PLTS yang tengah dikembangkan ib vogt dan Quantum Power Asia dan telah memperoleh komitmen pendanaan dari lembaga keuangan hingga enam miliar dolar AS.  Penandatanganan MoU antara Anantara Energy dengan Countrywide dikakukan  oleh Simon G Bell dan Joost van Acht selaku Director Anantara Energy Holdings serta Director Countrywide Hydrogen pada Kamis (17/11).

 

Director Anantara Energy Holdings Simon G Bell mengatakan, kerja sama ini akan memberikan nilai tambah bagi sektor manukfaktur di Indonesia dalam menjalankan upaya transisi energi.

 

"Investasi besar ini akan memberikan nilai tambah bagi sektor manufaktur dalam mendukung upaya transisi energi di Indonesia, seperti yang telah dibahas di forum B-20 dan KTT G-20 pekan ini," katanya.

 

Ia mengatakan, kedua perusahaan akan bersama-sama mempelajari studi kelayakan untuk membangun fasilitas produksi hidrogen hijau bertenaga surya. Dengan total investasi sebesar 6 miliar dolar AS, PLTS ini akan menjadi megaproyek PLTS terbesar di dunia dengan kapasitas 3,5 GW yang akan dibangun di KEK Karimun, Kepulauan Riau.

 

Simon berharap hidrogen hijau dan amonia yang dihasilkan dari energi terbarukan akan memainkan peran kunci dalam net zero economy di masa depan untuk Indonesia dan kawasan secara lebih luas. 

 

“Kami telah sepakat untuk berkolaborasi melakukan dan mendanai studi konsep dan studi kelayakan tekno komersial yang terperinci untuk pendirian fasilitas produksi hidrogen hijau dan kelangsungan investasi,” ujarnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Joost van Acht menyampaikan bahwa kerja sama tersebut membuka peluang untuk mempercepat upaya Indonesia menghadirkan energi yang lebih bersih. “Ini merupakan langkah yang baik dalam mengimplementasikan komitmen menjadi sesuatu yang nyata," katanya.

 

Ia mengatakan, transisi energi terbarukan menjadi prioritas Indonesia di forum G-20. Potensi energi terbarukan di lndonesia pun cukup melimpah, dan ini yang menjadi peluang untuk meningkatkan investasi jangka panjang serta mendapatkan efek pengganda ekonomi yang signifikan.

 

Director Countrywide Hydrogen Boyd White mengatakan, hidrogen hijau berpeluang besar dalam dekarbonisasi kendaraan berat seperti truk dan bus.

Menurut dia, hidrogen hijau dapat digunakan untuk menggantikan diesel serta dapat digunakan di sektor agrikultur.

 

"Amonia dari hidrogen hijau dapat digunakan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan sebagai pengganti gas alam di pembangkit listrik berbahan bakar gas. Ini akan mengurangi CO2," katanya.

 

White menyampaikan, bisnis pelengkap dari Countrywide Hydrogen yakni produsen elektroliser yang digunakan dalam produksi hidrogen hijau diyakini turut membuka penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta berdampak pada peningkatan Product Domestic Bruto.

 

"Kami melihat potensi pendapatan dari ekspor Indonesia, namun yang tidak kalah penting adalah (pengembangan hidrogen hijau) berdampak sangat positif pada perubahan iklim," ujarnya.

 

Anantara Energy Holdings merupakan perusahaan gabungan antara perusahaan energi asal Singapura yakni Quantum Power Asia dan ib Vogt yang berasal dari Jerman. Sedangkan Countrywide Hydrogen merupakan perusahaan asal Australia yang berinvestasi di bidang energi terbarukan dan energi bersih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement