REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 24,54 triliun pada Agustus 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 23 persen secara tahunan dari posisi Rp 20,02 triliun pada Agustus 2021.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan kenaikan ini diikuti dengan peningkatan pendapatan bunga dan menyusutnya beban bunga perusahaan.
“BCA membukukan pendapatan bunga Rp 43,29 triliun atau naik empat persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, beban bunga susut 17 persen menjadi Rp 5,19 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih bertumbuh delapan persen ke posisi Rp 38,09 triliun,” ujarnya, Jumat (14/10/2022).
Menurutnya perusahaan berupaya mempertahankan kinerja fundamental secara solid, diikuti dengan kualitas layanan yang prima baik luring maupun daring sampai akhir tahun ini.
“Pengembangan layanan perbankan transaksi selalu menjadi salah satu fokus utama dalam setiap rencana dan program kerja tahunan BCA. Keandalan BCA dalam layanan payment settlement terus kami tawarkan kepada nasabah, termasuk milenial,” ucapnya.
Ke depan, emiten berkode saham BBCA ini akan memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital.
Menurutnya, langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan volume transaksi digital perbankan serta dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Menurutnya perusahaan tetap menyadari pentingnya peran kantor cabang dalam melayani nasabah. Maka itu, perusahaan melihat perlunya pengembangan jaringan kantor cabang, tetapi dengan tetap memerhatikan faktor efisiensi.
“BCA berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh kisaran delapan sampai 10 persen pada tahun ini, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit,” tutur Hera.
Pada Agustus 2022, perusahaan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 662,62 triliun atau tumbuh 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 587,15 triliun.