REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pangan Nasional (NFA) menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan serapan gabah Perum Bulog untuk penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) demi menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah guna meningkatkan serapan dan cadangan beras Bulog sampai dengan 1,2 juta ton.
“Upaya peningkatan CPB di Bulog telah dibahas dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian bersama Bapak Menko Perekonomian serta Dirut Bulog. Intinya disepakati pengadaan gabah/beras untuk CBP sebesar 1,2 juta ton sampai dengan Desember 2022,” kata Arief, akhir pekan ini di Jakarta.
Upaya terdekat yang akan dilakukan, menggenjot penyerapan Bulog di wilayah yang menjadi sentra produksi beras nasional, salah satunya di provinsi Sulawesi Selatan.
Ia menuturkan, sentra produksi di Sulawesi Selatan berpotensi menjadi sumber beras yang dapat diserap Bulog. Namun, tentunya setelah menghitung angka produksi dan harga fleksibilitas serapan di lokasi tersebut.
Berdasarkan data luas panen gabah/beras periode September-Oktober 2022, wilayah Sulawesi Selatan memiliki potensi produksi sekitar 800 ribu ton setara beras. Sedangkan, potensi produksi beras di seluruh Indonesia pada periode panen yang sama tercatat sekitar 1,4 juta ton.
Ia mengatakan, untuk mengamankan stok beras 1,2 juta ton sampai akhir Desember 2022, diperlukan penyerapan minimal 948 ribu ton. Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan ketersediaan CBP Bulog saat ini dibandingkan dengan rencana realisasi operasi pasar beras Bulog yang akan digelontorkan.
Tercatat, volume CBP yang dikelola Bulog hingga akhir September lalu sekitar 793 ribu ton. Sementara, rencana pengeluaran untuk operasi pasar reguler, golongan anggaran, dan antisipasi bencana sampai dengan akhir Desember 2022 sebesar 541 ribu ton.
"Sehingga kita butuh serapan sebanyak 948 ribu ton. Momentum panen September-Oktober ini merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan stok Bulog,” ujarnya.
Adapun terkait produksi dan stok beras dalam negeri dipastikan mencukupi. Menurut Arief, berdasarkan data Neraca Pangan Nasional, sampai dengan Desember 2022 Indonesia surplus beras sekitar 7,5 juta ton.
Namun, diakui jumlah tersebut tersebar di berbagai titik. Sebaran stok beras nasional sampai dengan pekan ke-4 September 2022, 49 persen berada di rumah tangga, 21 persen di penggilingan padi, 12 persen di pedagang, 12 persen di Bulog, 5 persen di pelaku usaha horeka, dan 1 persen di Pasar Induk Beras Cipinang.
“Stok beras di Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah ini yang akan terus kita tingkatkan. Mengingat sangat penting kita memiliki cadangan beras yang optimal sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga dan mengurangi potensi kerawanan pangan,” ujarnya.