REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) terus berupaya meningkatkan ekspor produk halal dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian nasional. Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat MES, Teten Masduki mengatakan, kontribusi pengembangan produk halal bisa berdampak sangat signifikan pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
"Menurut Indonesia Halal Market Report 2021-2022, ekspor produk halal, foreign direct investment, dan substitusi impor oleh produk halal bisa berkontribusi hingga 5,1 miliar dolar AS per tahunnya pada PDB," katanya dalam Islamic Economic Forum (IIEF) ke-IX di Jakarta Convention Center, Jumat (7/10/2022).
Maka dari itu, MES mendorong kolaborasi di luar negeri untuk meningkatkan upaya ekspor halal tersebut, salah satunya dengan diaspora Indonesia. Data Indonesia Diaspora Network (IDN) dan UNESCO Institute of Statistics, menyebutkan jumlah diaspora Indonesia di luar negeri mencapai delapan juta.
Makin banyak jumlah diaspora yang tersebar di luar negeri akan menyebabkan makin besar pula potensi pengembangan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara lain. Hal ini juga berlaku pada sektor industri halal, seiring dengan hadirnya tren gaya hidup halal yang kian mendunia.
Optimalisasi terhadap aktivitas ekspor produk halal Indonesia dapat dilakukan melalui peran diaspora Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dan strategi yang tepat, serta pola kolaborasi yang baik agar potensi diaspora Indonesia di luar negeri dapat dimanfaatkan secara optimal.
Teten mengatakan peluang ekonomi syariah ini sangat menjanjikan. Di tahun 2020, PDB Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (FDI).
"Indonesia juga dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung (FDI) dibanding negara-negara OKI lainnya," kata Teten.
Dalam IIEF kali ini juga dilakukan seremoni penyerahan sertifikat halal kepada pelaku usaha binaan MES. Serta, penyerahan sertifikat pendamping proses produk halal kepada para pendamping halal yang telah mengikuti pelatihan pendampingan halal yang diselenggarakan oleh MES dan Bank Indonesia.
Selain itu dilakukan juga seremoni pelepasan ekspor kopi ke Mesir dan rempah ke Ghana dengan nominal transaksi masing-masing senilai 750 ribu dolar AS dan 1,5 juta dolar AS. Sebagai informasi, IIEF merupakan agenda tahunan pegiat ekonomi syariah dunia yang membahas isu-isu strategis yang diselenggarakan oleh MES bekerja sama dengan Bank Indonesia.
Ketua Dewan Pakar MES, Perry Warjiyo yang juga Gubernur Bank Indonesia mengatakan perkembangan ekonomi syariah Indonesia sangat menjanjikan. Saat IIEF perdana digelar sembilan tahun lalu, Indonesia belum terlihat potensi sebagai pemain utama ekonomi syariah global.
Saat ini, Indonesia telah mengembangkan berbagai inisiatif yang menyasar halal value chain baik domestik maupun global. Indonesia juga kini menempati posisi keempat dalam State of Global Islamic Economy Report.
Dalam penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022 yang diselenggarakan Bank Indonesia, setidaknya tiga gerakan jadi fokus untuk pengembangan industri halal nasional. Pertama yakni menguatkan kembali jalur rempah Indonesia dengan meluncurkan global halal hub (GHH) dan ekspor produk halal.
"Kita ini pemasok 11 persen rempah dunia maka dengan GHH kita akan hidupkan lagi jalur rempah dan segala produk pertanian bisa ekspor, tidak hanya penuhi kebutuhan dalam negeri tapi luar negeri," katanya.
Di Indonesia sendiri ada sekitar 20 agregator yang akan ditingkatkan perannya dalam upaya ekspor melalui GHH. Selain itu, fokus ISEF 2022 juga menjadikan Indonesia sebagai modest fashion global. Serta, launching gerakan akselerasi sertifikasi halal self declare melalui kerja sama dengan BPJPH dan pemangku kepentingan lainnya.