REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong kembali dijalankannya program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe. Hal tersebut untuk membantu para pengrajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai saat ini.
Arief mengatakan, program ini sangat penting dan strategis untuk menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha pengrajin. Melalui bantuan penggantian selisih harga tersebut pengrajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kg pembelian kedelai.
Menurut Arief, usulan untuk melanjutkan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe tersebut telah disepakati dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Perekonomian dan akan dijalankan sampai dengan 31 Desember 2022.
Arief mengatakan, NFA telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN terkait pelaksanan program tersebut agar program subsidi dapat segera dijalankan.
"Untuk surat penugasan permohonan telah kami layangkan ke Menteri Perdagangan. Persetujuan dari dua kementerian tersebut sangat penting, mengingat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) berada di Kementerian Perdagangan dan program ini akan dilaksanakan melalui penugasan BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog,” kata Arief dalam keterangan resminya, diterima Republika.co.id, Ahad (2/10/2022).
Ia menjelaskan program subsidi pembelian kedelai ini telah dilaksanakan sejak bulan April sampai dengan Juli 2022 dalam empat tahap pelaksanaan, dengan realisasi penyaluran kedelai yang terus meningkat di setiap tahapannya.
Pada tahap awal pelaksanaan, Tahap I (April 2022) realisasi penyaluran kedelai mencapai 12.256 ton, Tahap II (Mei 2022) meningkat menjadi 16.472 ton, Tahap III (Juni 2022) menyentuh 23.146 ton, dan Tahap IV (Juli 2022) kembali meningkat menjadi 28.417 ton.
“Dalam 4 bulan pelaksanaan, program ini telah menyalurkan sebanyak 80.292 ton kedelai kepada pengrajin tahu dan tempe yang tersebar di 16 provinsi. Hal tersebut menunjukan tingginya kontribusi program ini terhadap perputaran sektor usaha tahu dan tempe,” ungkapnya.