Kamis 25 Aug 2022 15:49 WIB

Mendag Sebut Pencairan Bansos Turut Pengaruhi Harga Telur Ayam

Menurut Mendag, pencairan bantuan sosial tersebut dirapel per tiga bulan.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kedua kiri) berbincang dengan ibu-ibu yang berbelanja di Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/8/2022). ilustrasi
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kedua kiri) berbincang dengan ibu-ibu yang berbelanja di Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/8/2022). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pencairan bantuan sosial turut memengaruhi kenaikan harga telur ayam di pasaran. Kendati demikian Mendag menegaskan bahwa ia tidak berada dalam sikap menyalahkan Kementerian Sosial maupun Menteri Sosial Tri Rismaharini.

"Memang bukan Ibu Risma, tapi Ibu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu. Nah daerah-daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako, hanya waktu lima hari, salah satu isinya telur," kata Zulkifli kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga

Menurut Mendag, pencairan bantuan sosial tersebut dirapel per tiga bulan sehingga jumlah uangnya cukup banyak dan meningkatkanpermintaan, khususnya telur ayam. Waktunya dinilai terlalu mendadak dalam lima hari dan menyebabkan kurangnya suplai di pasaran.

Ia menyatakan bahwa diharapkan dalam dua pekan ke depan harga telur ayam akan berangsur-angsur normal, setelah belakangan mencapai Rp32 ribu per kilogram."Biasa kalau suplai kurang dikit, kaget, harga naik. Mudah-mudahan paling lambat dua minggu sudah normal telur ayam juga. Walaupun itu juga nanti akan kita tambah ayam untuk petelur itu," kata Zulkifli.

Mendag mengakui penjelasan itu didapatkannya dari hasil rapat dengan pengusaha petelur ayam di seluruh Indonesia sebelum bertemu Presiden Jokowi.

Dari rapat tersebut, Mendag juga mengaku mendapat masukan dari pengusaha telur agar pencairan bansos bisa diubah menjadi per bulan, guna menghindari lonjakan permintaan di pasaran sekaligus mencegah kenaikan harga telur ayam.

"Tadi saran dari para pengusaha telur, bisa enggak bansos tiap bulan. Karena telur itu kan enggak bisa cepat. Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan enggak ada permintaan yang mendadak banyak," kata Zulkifli.

Di sisi lain, Zulkifli juga mengingatkan bahwa harga telur ayam di pasaran pada saat ia pertama kali menjabat sebagai Mendag berada di kisaran Rp 32 ribu per kilogram. "Waktu saya duduk kan Rp 32 ribu (per kilogram), sekarang Rp 31 ribu, sempat turun sampai Rp 25-26 ribu. Memang harga sedang itu Rp 27-28 ribu itu untung peternaknya. Nah kalau Rp 31 ribu kemahalan," ujar Zulkifli.

Berdasarkan pemantauan harga komoditas di situs resmi Kementerian Perdagangan per Kamis (25/8/2022), telur ayam saat ini berada di kisaran harga Rp31.300 per kilogram atau naik 6,83 persen dibandingkan pada 25 Juli 2022.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement