REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Emiten mulai menunjukkan perbaikan dari dampak pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, kinerja Emiten tercatat tumbuh positif dibandingkan periode prapandemi di tahun 2019.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dari 722 Emiten yang telah menyampaikan laporan kuartal I 2022, terdapat peningkatan total laba Emiten secara yoy sebesar 110,01 persen menjadi Rp 167,52 triliun.
"Kinerja Emiten tersebut sudah lebih baik dibandingkan performa Emiten sebelum terjadinya pandemi tahun 2019," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, saat konferensi pers dalam rangka 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).
Pemulihan kinerja emiten juga tercermin dari laporan keuangan kuartal II 2022. Dari 314 emiten yang telah menyampaikan laporan keuangan kuartal II, OJK beberapa sektor membukukan rata-rata pertumbuhan nilai laba yang signifikan.
Emiten yang bergerak di bidang Teknologi memimpin dengan membukukan pertumbuhan nilai laba sebesar 7.904,59 persen, diikuti emiten yang bergerak di bidang Transportasi dan Logistik sebesar 1.238,84 persen, kemudian emiten yang bergerak di bidang Energi sebesar 397,59 persen.
Inarno mengatakan, perbaikan kinerja emiten ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan kinerja pasar modal yang positif. Di kuartal II 2022, pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Pada 21 April 2022, IHSG berhasil menembus level 7.276,19. Sementara nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp 9.555 triliun pada 28 April 2022.
Meskipun di kuartal II hingga kuartal III tahun ini juga diwarnai berbagai dinamika pasar akibat tekanan inflasi global, hingga penutupan perdagangan 9 Agustus 2022, IHSG masih mencatatkan kinerja yang sangat baik, yaitu sebesar 7.102,88 poin atau tumbuh 7,92 persen secara year to date.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp9.315triliun atau secara Ytd juga meningkat sebesar 12,83 persen. "Kinerja IHSG serta kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia ini juga merupakan yang tertinggi jikan dibandingkan dengan negara tetangga, bahkan hampir semua Bursa ASEAN mengalami pertumbuhan negatif," kata Inarno.