REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi dan tren kenaikan suku bunga diperkirakan masih akan menjadi sentimen penahan potensi kenaikan Indeks Harga Saham (IHSG). Dalam jangka pendek, inflasi dunia yang tinggi diprediksi masih akan menekan pasar saham global.
Meski demikian, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, prospek pasar saham akan lebih cerah untuk jangka menengah. "Untuk jangka waktu menengah hingga akhir tahun, tren pasar saham masih baik karena Indonesia didukung faktor fundamental dan makroekonomi yang solid," kata Nafan, dalam acara Media Day: August 2022 by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (9/8/2022).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina memprediksi, di tengah tekanan makroekonomi jangka pendek tersebut, secara teknikal IHSG masih akan tertekan dengan kisaran 6.765. Jika sentimen pasar tidak mendukung, maka IHSG berpotensi melanjutkan koreksi ke arah 6.539.
Berdasarkan proyeksi tersebut, Martha menilai beberapa sektor cukup menarik untuk diamati sepanjang Agustus ini. Seperti sektor keuangan, energi, dan industri.
Untuk sektor keuangan, Mirae Asset Sekuritas memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Di sektor energi, tiga produsen batu bara menjadi pilihan yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Untuk perusahaan di sektor industri, ada dua saham pilihan yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).