REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, alasan masih mandeknya pengoperasian Flyover Kopo adalah masih belum rampungnya sarana dan prasarana pendukung jalan. Dia menegaskan, meskipun secara konstruksi proyek Kementerian PUPR ini dapat dikatakan telah sempurna berdiri, namun fasilitas pelengkap seperti rambu hingga lampu jalan masih belum tersedia.
“Ya kita (pemkot Bandung) sebagai pengguna tentunya berharap dapat lebih cepat dari target PUPR, September 2022,” tutur Yana saat ditemui di Pendopo, Kota Bandung, Sabtu (6/82022).
“Sebetulnya kalau infrastruktur flyovernya sih sudah, cuma pendukungnya seperti rambu, lampu, itu yang mungkin sekarang sedang dilengkapi oleh kontraktor,” kata dia.
Terkait rekayasa lalu lintas di sekitar area flyover, Yana menegaskan bahwa Dinas Pehubungan dan Satuan Tugas Lalu Lintas (Satlantas) telah melakukan koordinasi dan pertemuan untuk merencanakan juknis rekayasa lalu lintas di area langganan macet tersebut. Dia berharap segala persiapan dan regulasi dapat terselesaikan sebelum tenggat waktu, sehingga jalan yang diklaim mampu mengurai kemacetan itu dapat segera dioperasikan.
“Mudah-mudahan lebih cepat dibanding target, karena itu lumayan dapat mengurangi kemacetan di wilayah itu.” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga berencana akan menata ruang terbuka di bawah flyover Kopo. Kebijakan tersebut agar area tersebut tidak digunakan untuk kepentingan yang lain seperti tempat parkir menaruh bus-bus atau angkot dan pedagang kaki lima (PKL).
"Yang paling kita perhatikan adalah ruang yang ada di bawah (Flyover Kopo). Itu alhamdulillah bahwa kelihatannya tidak ada potensi untuk dimanfaatkan untuk jasa angkutan travel yang dijadikan garasi," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna seusai meninjau flyover Kopo, Jumat (5/8/2022).
Ia menuturkan beberapa bagian ruang terbuka pada ujung Flyover Kopo pun telah ditutup oleh dinding dan dicat dengan lambang Kementerian PUPR. Rencana ke depan ruang terbuka di bawah flyover Kopo akan ditanami pohon.
"Kita tadi dengan pak kadishub itu untuk bisa memanfaatkan ruang di bawah untuk ditanami pohon, sehingga nanti tidak ada ruang bagi siapa pun untuk beraktivitas tidak sesuai dengan semestinya, misalnya ada PKL dan lain sebagainya," katanya.
Ema ingin memastikan bahwa ruang terbuka di bawah flyover Kopo aman dan terjaga secara estetika. Terkait waktu peresmian flyover Kopo sendiri ia mengaku belum mengetahui pasti.
Ia menambahkan pada jalur naik flyover dari arah timur perlu dilakukan perluasan area dengan pembebasan lahan. Sebab, dikhawatirkan bagi pengendara yang datang dari timur harus lebih berhati-hati lagi.
"Di jalan (dekat) Bank Mandiri itu perlu ada penambahan pembebasan lahan karena kalau orang akan masuk ke flyover atau disampingnya itu masih jadi persoalan kalau menurut saya, agak kurang nyaman bagi penggunanya, itu harus hati-hati," katanya.
Selain itu pada jalur keluar flyover Kopo terdapat bangunan kecil di sebelah kiri yang harus diperbaiki. Sebab, dikhawatirkan dapat menganggu pengendara. "Termasuk juga ada sedikit bangunan kecil yang begitu turun dari flyover itu atau dari sebelah kiri nyambung ke turunan flyover itu menurut saya harus ada yang diperbaiki, supaya aspek keselamatan tetap diutamakan," pungkasnya.