Kamis 28 Jul 2022 21:23 WIB

Jokowi Dorong Investasi Korsel Dari IKN Hingga Mobil Listrik

Jokowi menyebut Indonesia-Korsel telah memulai kerja sama di Ibu Kota Nusantara

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Korea Selatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan kerja sama dengan Korea Selatan di sektor investasi, terutama di bidang pembangunan ekosistem mobil listrik hingga pengembangan Ibu Kota Nusantara.
Foto: AP/Shin Hyun-woo/YONHAP
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Korea Selatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan kerja sama dengan Korea Selatan di sektor investasi, terutama di bidang pembangunan ekosistem mobil listrik hingga pengembangan Ibu Kota Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan kerja sama dengan Korea Selatan di sektor investasi, terutama di bidang pembangunan ekosistem mobil listrik hingga pengembangan Ibu Kota Nusantara.

Hal ini disampaikan Jokowi saat konferensi pers bersama Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol di Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/7).

“Dalam pertemuan dengan Presiden Yoon, secara khusus saya mendorong kerja sama investasi dari Korea terutama di bidang percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia, termasuk proyek industri baterai terintegrasi dengan pertambangan dan industri baja otomotif untuk kendaraan listrik,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, Indonesia-Korea Selatan juga telah memulai kerja sama dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara, antara lain kerja sama di bidang pembangunan sistem penyediaan air minum dan capacity building di bidang pembangunan smart city.

“Saya menyambut baik penandatanganan MoU antara Kementerian Investasi POSCO Korea dan Krakatau Steel Indonesia terkait dengan investasi di bidang industri baja otomotif untuk kendaraan listrik dan partisipasi dalam pengembangan ibu kota Nusantara,” jelas dia.

Jokowi menyebut, total nilai investasi dari Korea Selatan di Indonesia tersebut mencapai 6,37 miliar dolar AS. Investasi dari Korea Selatan ini disebutnya akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja.

Menurut Presiden, investasi Korea Selatan di Indonesia ini terus mengalami pertumbuhan pesat. Investasi kedua negara juga dinilai memiliki prospek yang baik, khususnya di beberapa bidang, termasuk industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, industri kabel listrik, dan telekomunikasi, serta garmen, dan energi terbarukan.

Lebih lanjut, di bidang ekonomi, Jokowi menyampaikan adanya tren peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Indonesia-Korea Selatan pun sepakat untuk terus membuka akses pasar, mengatasi berbagai hambatan perdagangan, dan mempromosikan produk-produk unggulan kedua negara.

“Implementasi konkret dari Indonesia-Korea Economic Partnership Agreement akan mendorong pemenuhan berbagai target ini,” ucap dia.

Jokowi mengatakan, Korea Selatan merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia di Asia Timur. Ia pun optimistis, hubungan bilateral kedua negara akan semakin kokoh, terutama di bidang ekonomi.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol menyampaikan, Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam pemindahan ibu kota negara Nusantara. Ia mengatakan, pengalaman Korea Selatan dalam pembangunan Kota Sejong bisa dijadikan referensi yang baik bagi Indonesia.

Kedua negara pun menyepakati amandemen MoU terkait pemindahan dan pembangunan IKN.“Hal ini akan menjadi fondasi bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berkontribusi besar pada pembangunan infrastruktur, SPBB atau sistem pemerintahan berbasis elektronik, dan pembangunan smart city di ibu kota baru di Indonesia,” kata Presiden Yoon.  

Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon menyaksikan penandatanganan sejumlah kerja sama, antara lain:

1. Nota Kerjasama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk Meningkatkan Investasi Hijau Berkelanjutan.

2. Protokol Perubahan Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea tentang Kerja Sama Teknis Pemindahan dan Pembangunan Ibu Kota Negara.

3. Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang Kerja Sama Maritim.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement