REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah menjadi hal lumrah ketika para petinggi perusahan rintisan banyak dihuni anak muda. Akan tetapi ternyata tidak hanya startup, bisnis waralaba juga kini banyak dihuni kalangan muda.
Seperti Pionir waralaba kebab, Baba Rafi, di dunia dibawah payung perusahaan Sari Kreasi Boga (SKB Food) kini diperkuat manajemen yang rata-rata berusia muda di bawah 40 tahun.
Tak hanya muda, manajemen SKB Food juga mampu menghadapi tantangan besar selama pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020. Ketika banyak usaha yang terpaksa gulung tikar, SKB Food justru makin mantap bertransformasi menjadi sebuah korporasi yang adaptif dan inovatif menghadapi dinamika usaha.
”Di SKB Food, pengalaman panjang sejak 2003 pada diri saya dikombinasikan dengan tim muda yang kreatif serta mampu beradaptasi menghadapi dinamika yang terjadi. Kami semakin yakin perusahaan ini akan terus tumbuh dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ucap Founder sekaligus Direktur Bisnis Development SKB Food, Nilamsari.
Perempuan kelahiran 1982 itu mengaku bersyukur karena tim manajemen yang solid dan muda itu lah SKB Food mampu melahirkan banyak terobosan sehingga saat ini perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk mewujudkan visi dan misinya.
Hasilnya, perseroan tetap akseleratif dan sukses bertransformasi dari UKM di trotoar menjadi sebuah korporasi bahkan meski harus menghadapi beratnya tantangan akibat situasi pandemi.
Selain Nilamsari sendiri, SKB Food memang dijalankan oleh para profesional muda, bahkan ada yang di bawah 30 tahun. Di jajaran Dewan Direksi, misalnya, Direktur Utama SKB Food Eko Pujianto saat ini berusia 28 tahun. Direktur Keuangan Rizki Rahmat R berusia 32 tahun, dan Direktur Marketing Nur Arief Budiyanto usianya 37 tahun.
Di jajaran Dewan Komisaris juga tidak kalah muda. Komisaris Utama Jadug Trimulyo Ainul Amri berusia 26 tahun.
”Meskipun banyak inovasi dan terobosan dilakukan SKB Food terutama pada masa pandemi, kami tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan penuh perhitungan sejak perencanaannya. Sebab sejak awal saya dan kami di tim memang menyadari bahwa perusahaan ini harus bertransformasi menjadi korporasi. Yang semula menitikberatkan pada manejemen keluarga menjadi lebih professional. Tata kelola dijalankan sebaik mungkin,” ujar Eko Pujianto.
Eko mengatakan, meski tidak mudah, SKB Food terbukti mampu menjalankan perubahan itu. Inovasi bisnis merupakan bagian dari cara perusahaan untuk terus adaptif menghadapi perubahan yang terjadi.
”Dampak dari tekanan pandemi tentu saja ada. Kami di SKB Food pun turut merasakannya. Tapi kami mencoba berinovasi dengan memperluas pasar supply bahan baku dari semula hanya ke jaringan waralaba menjadi ke lebih banyak pihak mulai dari toko kelontong, warteg, warung padang, dan banyak lagi,” ucap Eko.
Hasilnya, bukan hanya bertahan, SKB Food justru mencatatkan kinerja positif pada tahun kedua pandemi. Eko mengungkapkan laba bersih Perseroan pada 2021 tumbuh di atas 100 persen dibandingkan pada tahun 2020.
Sejak memulai usaha pada tahun 2003 di Surabaya, Baba Rafi dikenal sebagai pelaku usaha kuliner gerobakan di trotoar. Bahkan ketika memulai bisnis waralaba pada 2005 sampai akhirnya memiliki 336 outlet di banyak daerah di Indonesia pada 2007, statusnya masih sama. Yakni sebagai UKM yang memberdayakan UMKM melalui gerobak kebab.
Setelah itu Baba Rafi terus berkembang sampai memiliki 1.300 UMKM mitra. Sepanjang itu pula pengelolaan bisnis masih sama yaitu sebagai UKM. Titik balik dimulai pada 2017 ketika akhirnya SKB Food didirikan dan fokus mengelola Baba Rafi untuk regional barat. Perusahaan ini berjalan secara independen dan tidak terafiliasi dengan pengelola Baba Rafi di regional timur yang dikelola oleh Hendy Setiono.
Semangat pendirian SKB Food salah satunya memang dalam rangka merawat dan terus mengupayakan merek dagang Baba Rafi sebagai pionir waralaba kebab di dunia dan pelopor waralaba street food di Indonesia supaya semakin baik dan terus berkembang secara jangka panjang. Kehadiran SKB Food juga mendorong terwujudnya perusahaan dengan tata kelola yang semakin baik dan berdampak positif kepada lebih banyak UMKM khususnya di Indonesia.