Senin 11 Jul 2022 13:27 WIB

Ribuan File Ungkap Keterlibatan Presiden Prancis dan Pejabat Uni Eropa dalam Skandal Uber

Metode bisnis Uber yang kejam telah dikenal luas.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Aplikasi Uber.
Foto: Mashable
Aplikasi Uber.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Ribuan file yang bocor telah mengungkap cara Uber merayu politisi papan atas. File yang bocor juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan itu menghindari proses pengadilan.

Mereka merinci bantuan ekstensif yang didapat Uber dari para pemimpin seperti Emmanuel Macron dan mantan komisaris Uni Eropa Neelie Kroes. Ditunjukkan pula cara mantan bos perusahaan taksi secara pribadi memerintahkan penggunaan tombol pemutus untuk mencegah polisi penyerang mengakses komputer.

Baca Juga

Uber mengatakan, perilaku masa lalunya tidak sejalan dengan nilai-nilai sekarang. Mereka pun mengatakan, itu merupakan perusahaan yang berbeda hari ini.

Dilansir BBC pada Senin (11/7/2022), Uber Files merupakan kumpulan lebih dari 124 ribu catatan, termasuk 83 ribu email dan 1.000 file lain yang melibatkan percakapan, dari 2013 hingga 2017. Mereka dibocorkan ke Guardian, dan dibagikan dengan International Consortium of Investigative Journalists dan sejumlah organisasi media termasuk BBC Panorama. 

Mereka mengungkapkan, untuk pertama kalinya, bagaimana upaya lobi dan hubungan masyarakat senilai 90 juta dolar AS serta merekrut politisi yang ramah agar membantu kampanyenya mengganggu industri taksi Eropa. Sementara, pengemudi taksi Prancis kadang-kadang melakukan protes dengan kekerasan di jalan-jalan melawan Uber, Macron yang sekarang presiden berhubungan dengan bos kontroversial Uber Travis Kalanick, dan mengatakan kepadanya, dia akan mereformasi undang-undang yang menguntungkan perusahaan.

Metode bisnis Uber yang kejam telah dikenal luas. Hanya saja untuk pertama kalinya berbagai file tersebut memberikan pandangan dalam yang unik tentang seberapa jauh upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuannya.

Mereka menunjukkan bagaimana mantan komisaris digital UE Neelie Kroes, salah satu pejabat tinggi Brussel, sedang dalam pembicaraan untuk bergabung dengan Uber sebelum masa jabatannya berakhir. Kemudian diam-diam melobi perusahaan tersebut, yang berpotensi melanggar aturan etika UE.

Pada saat itu, Uber bukan hanya salah satu perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Itu merupakan salah satu yang paling kontroversial, dirundung kasus pengadilan, tuduhan pelecehan seksual, dan skandal pelanggaran data.

Akhirnya pemegang saham merasa cukup, dan Travis Kalanick dipaksa keluar pada 2017. Uber mengatakan penggantinya, Dara Khosrowshahi, bertugas mengubah setiap aspek cara Uber beroperasi dan telah memasang kontrol ketat dan kepatuhan yang diperlukan untuk beroperasi sebagai perusahaan publik.

Paris merupakan tempat peluncuran Uber pertama di Eropa. Mereka mendapat perlawanan keras dari industri taksi, yang berpuncak pada protes kekerasan di jalanan.

Pada Agustus 2014, seorang mantan bankir ambisius bernama Emmanuel Macron baru saja diangkat menjadi menteri ekonomi. Dia melihat Uber sebagai sumber pertumbuhan dan sangat membutuhkan pekerjaan baru, dan sangat ingin membantu.

Oktober itu, dia mengadakan pertemuan dengan Kalanick dan eksekutif serta pelobi lainnya, yang menandai dimulainya tugas yang lama. Hanya saja sedikit dipublikasikan sebagai pembela kepentingan perusahaan kontroversial dalam pemerintahan.

Pelobi Uber Mark MacGann menggambarkan pertemuan itu sebagai hal yang spektakuler. "Seperti yang belum pernah saya lihat," file menunjukkan. Kami akan segera menari," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement