REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa dan Selandia Baru pada Kamis (30/6/2022) telah menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas. Perjanjian ini dapat meningkatkan bisnis barang dan jasa antara kedua negara sebesar 30 persen.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membuat pengumuman setelah pertemuan di Brussel dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Von der Leyen mengatakan, butuh 14 tahun untuk mencapai kesepakatan sejak gagasan perdagangan bebas pertama kali muncul.
Negosiasi perdagangan bebas dimulai pada pertengahan 2018. Kesepakatan itu akan menempatkan perdagangan Uni Eropa setara dengan negara-negara yang telah memiliki pakta perdagangan dengan Selandia Baru. Terutama dengan 11 negara yang tergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Perjanjian perdagangan bebas antara Eropa dan Selandia Baru akan menghapus tarif pada berbagai produk. Tarif akan turun untuk produk ekspor Uni Eropa seperti daging babi, anggur, cokelat, gula-gula, dan biskuit.
Melalui kesepakatan perdagangan bebas, Uni Eropa akan membuka lebih banyak impor produk susu dan daging sapi dari Selandia Baru. Ini adalah area sensitif bagi beberapa negara Uni Eropa.
"Mungkin adil untuk mengatakan bahwa tidak ada yang menyukainya, jadi kita harus melakukannya dengan benar," kata Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O'Connor dengan setengah bercanda, ketika ditanya tentang kompromi yang dibuat selama tahap akhir negosiasi yang sulit.
Rekomendasi
-
Korea Selatan Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM dalam Penggerebekan Pabrik Baterai Hyundai di AS
-
-
Senin , 15 Sep 2025, 22:06 WIB
Sucorwave Resmi Diluncurkan, Sucor AM Inovasi Jembatan Komunikasi Investor
-
Senin , 15 Sep 2025, 21:30 WIB
Kemensos Tegaskan ASN hingga Pejabat Negara Tidak Berhak Terima Bansos
-
Senin , 15 Sep 2025, 21:15 WIB
Menkop Sebut Proposal Bisnis Kopdes Meliputi Pembangunan Gudang
-
Senin , 15 Sep 2025, 21:01 WIB
Airlangga: Anggota BPJS TK Dapat Cicil Rumah dengan Bunga Lebih Rendah
-