REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bendungan Way Apu yang berada di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku ditargetkan selesai pada 2024. Hingga saat ini progres pembangunan fisiknya telah mencapai 36,5 persen.
Menteri PeKerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Senin (13/6/2022).
Bendungan yang membendung Sungai Way Apu tersebut dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 422,08 hektare dan merupakan tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi mencapai 72 meter. Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Marva Rania Ibnu mengatakan setelah rampung Bendungan Way Apu akan menjadi bendungan multifungsi bagi masyarakat Maluku.
“Pembangunan Bendungan Way Apu sebagai infrastruktur penyediaan air baku, air irigasi, sekaligus berfungsi sebagai pengendali banjir dan PLTA bagi sekitar 8.750 rumah di Maluku,” tutur Marva.
Bendungan Way Apu diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Maluku terutama dalam hal ketersediaan air irigasi seluas 10.000 hektare. Selain itu juga tersedianya air baku dengan debit 0,5 meter kubik per detik, kemampuan mereduksi banjir sebesar 557 meter kubik per detik, serta sebagai tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah.
Bendungan Way Apu dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,08 triliun yang terbagi menjadi dua paket pekerjaan. Paket pertama berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun. Kemudian, pekerjaan paket kedua berupa konstruksi bendungan pelimpah spillway senilai Rp 1,013 triliun.