REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) dalam kegiatan paparan publik mengumumkan perihal rencana ekspansi yang akan diadakan di dua lokasi pabrik yang dimiliki Perseroan yaitu Suzhou, China dan Purwakarta Indonesia.
Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk Henry Halim mengatakan dengan pembelian dua mesin produksi, Perseroan berencana untuk menambah kapasitas mesin Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) sebanyak 40 ribu ton di China dan 25 ribu ton di Indonesia. Sehingga total kapasitas terpasang Perseroan meningkat sebesar 65 persen atau menjadi 165 ribu ton film per tahunnya.
"Perseroan yakin dengan adanya tambahan kapasitas ini, maka skala ekonomi dapat dicapai sehingga pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan nilai bagi para pemegang saham," ucap dia berdasarkan rilis yang diterima, Senin (8/6/2022).
Henry menambahkan berdasarkan hasil keputusan pemegang saham dalam RUPST, perseroan telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen sebesar 28 persen atas laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham.
"IPOL akan membagikan dividen sebesar Rp 5.5 per lembar saham sehingga total pembagian dividen atas laba tahun buku 2021 adalah sebesar Rp 35,4 miliar. Adapun detail termasuk jadwal pembagian akan diumumkan kemudian dalam laporan keterbukaan informasi," ucap dia.
Sepanjang tahun 2021 lalu, Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 21 persen dari 197,89 juta dolar AS menjadi 239,41 juta dolar AS. Pertumbuhan pendapatan tersebut turut mengangkat kinerja laba.
Dimana hingga akhir 2021 lalu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tumbuh 12 persen menjadi 8,8 juta dolar AS, dibandingkan periode sebelumnya 7,9 juta dolar AS.
Indopoly meyakini bahwa dukungan tim manajemen yang profesional dan kompeten, mesin-mesin mutakhir, serta R&D yang baik, maka Perseroan akan dapat terus tumbuh berkelanjutan mempertahankan posisinya sebagai salah satu produsen film premium yang terkemuka di Indonesia.