Jumat 13 May 2022 08:58 WIB

Presiden Minta Tindak Lanjuti Rencana Investasi dengan Air Products

BKPM menyebut realisasi investasi Air Products sudah capai 7 miliar dolar AS

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja dibantu alat berat memulai pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) diperikirakan akan mendatangkan investasi asing dari Air Products & Chemicals Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar dengan utilisasi 6 juta ton batu bara pertahun dan menghasilkan 1,4 juta DME pertahun.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Pekerja dibantu alat berat memulai pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) diperikirakan akan mendatangkan investasi asing dari Air Products & Chemicals Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar dengan utilisasi 6 juta ton batu bara pertahun dan menghasilkan 1,4 juta DME pertahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Chairman dan CEO Air Products, Seifi Ghasemi di Hotel Ritz Carlton, Washington DC pada kunjungan hari ketiganya di rangkaian acara KTT Khusus ASEAN-AS. Dalam sambutannya, Jokowi menekankan pentingnya implementasi rencana investasi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

“Saya menyambut baik penandatanganan MoU di Dubai, November 2021 lalu. Sebagai implementasi rencana tersebut pada 24 Januari lalu, saya telah lakukan groundbreaking industri hilirisasi coal to DME di Bukit Asam. Saya berharap semua rencana investasi tersebut dapat segera ditindaklanjuti,” kata Jokowi dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (12/5).

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat ditemui usai pertemuan mengatakan, dari rencana investasi Air Products sebesar 15 miliar dolar AS, untuk saat ini sudah terealisasi tahap pertama sebesar 7 miliar dolar AS.

“Adalah project DME, metanol di Balongan, dan mau membangun juga metanol di Cepu, sisanya kita akan bikin hidrogen yang akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang dimiliki negara,” ujar Bahlil.

Bahlil juga menyampaikan, dari hasil diskusi Presiden dengan CEO Air Products, terdapat juga rencana akan membangun industri dari hulu ke hilir di bidang petrokimia.

Ia menjelaskan, tugas Pemerintah Indonesia saat ini yakni harus segera mengeksekusi."Karena uangnya sudah ada, project-nya sudah ada. Saya pikir pertemuan hari ini dengan Bapak Presiden dengan pak Seifi ini menunjukkan investasi di Indonesia tidak hanya dikuasai suatu negara tertentu tapi sudah merata,” ujar Bahlil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement