REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 mengalami pertumbuhan 5,01 persen.
Laju pertumbuhan ditopang aktivitas ekonomi yang mulai pulih serta faktor rendahnya basis data pembanding (low base effect) pertumbuhan ekonomi kuatal I tahun lalu.
"Tingginya angka pertumbuhan pada kuartal I 2022 selain karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, faktor lain karena ada low base effect, kita tahu kuartal I 2021 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 0,7 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/5).
Margo mengatakan, dari sisi ekonomi global, seluruh negara mitra dagang utama Indonesia mengalami pertumbuhan positif pada kuartal I tahun ini. Khusus China dan dan Uni Eropa bahkan tumbuh lebih tinggi dari kuartal IV tahun lalu, masing-masing 4,8 persen dan 11,46 persen.
Aktivitas masyarakat selama kuartal I 2022 berdasarkan data Google Mobility, Margo mengatakan, mobilitas masyarakat merupakan yang terbaik sepanjang pandemi.
"Hampir semua aktivitas penduduk di beberapa tempat publik sudah melebihi kondisi normal, hanya di tempat transit yang belum pulih," ujarnya.
Lebih lanjut, Margo menjelaskan, aktivitas produksi, konsumsi dan investasi secara keseluruhan mengalami perbaikan jika dibandingkan kuartal I 2021.
BPS mencatat, kapasitas produksi terpakai dari industri pengolahan sebesar 72,45 persen, sementara indeks penjualan riil tumbuh 12,75 persen.
Adapun, Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia mencapai 51,77 persen atau lebih tinggi dari kuartal sama tahun lalu yang sebesar 50,01 persen. "Konsumsi listrik untuk segmen industri juga tumbuh 15,44, menunjukkan aktivitas industri menggeliat," kata dia.
Dari sisi impor barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi tumbuh 30,68 persen, 33,44 persen, dan 11,77 persen. Penjualan mobil penumpang tumbuh 58,13 persen, penumpang pesawat tumbuh 58,13 persen, serta wisman tumbuh 228,24 persen.