REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan besarnya potensi investasi di Indonesia. Hal ini didukung oleh sektor jasa keuangan yang tetap stabil di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Wimboh Santoso dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri sejumlah pertemuan dengan kalangan pebisnis dan para tokoh ekonomi serta akademisi di sejumlah kampus di Kota New York. Pertemuan tersebut merupakan forum The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum.
Dalam forum tersebut, Wimboh menjelaskan data kinerja industri jasa keuangan yang stabil dan prospeknya yang bagus merupakan informasi yang sangat bagus bagi para calon investor asing yang ingin berinvestasi, sekaligus di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun berinvestasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.
Di samping itu, Indonesia juga memiliki potensi investasi yang sangat menarik karena selain didukung jumlah populasi penduduk 274 juta yang sebagian besar usia produktif, kondisi perekonomian juga sangat baik dan terus bertumbuh pulih dari dampak tekanan pandemi Covid-19.
Wimboh percaya bahwa Indonesia akan menjadi nomor satu di kawasan Asia Tenggara dalam hal ekonomi digital. "Saya rasa kontribusi transaksi pada 2025 diperkirakan dapat mencapai 124 miliar dolar AS. Kami memiliki 17.000 pulau, kami adalah pusat sumber daya alam. Kami banyak berkembang dalam sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan, dan pariwisata," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (25/4/2022).
Dari sisi pembangunan yang berkelanjutan, OJK juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan bidang green economy, antara lain dengan menerbitkan dokumen Taksonomi Hijau yang akan menjadi panduan aktivitas ekonomi yang melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim.